Selasa, 27 Agustus 2013
Sejak awal sudah aku duga bahwa balik lagi ke RSSA adalah sebuah keputusan yang salah, terutama buat orang yang gak punya duit kayak aku. Tempo hari ketika suster bilang kalo aku mesti balik lagi, nunjukin hasil foto scan dan tes laboratorium ke dokter, perasaanku udah gak enak. Aku yakin kalo biaya untuk itu bakal mahal.
Ternyata???
Sangat mahal!!!
Aku ngobrol (istilah mereka: KONSULTASI) sama dokter gak nyampe 10 menit. Gitu doang udah kena biaya Rp 70.000. Oh, sungguh 'MULIA' hatimu pak dokter!!!
Terus, kata dokter, aku ada gangguan liver. Gak parah. Cuma gangguan kecil doang. Okeeeee, aku tau itu maksudnya bahwa aku mesti nebus obat lagi. Dugaanku itu dipertegas dengan tangan dokter yang melukis indah di kertas resep. Entah apa yang dia tulis.
Ketika resep aku tebus, total uang yang harus aku bayar Rp 514.000. Ya Allah, aku berobat ini tujuannya pengen sembuh. Kalo gini caranya, bukannya malah sembuh, tapi malah membunuhku pelan-pelan. Aku bimbang. Ditebus apa enggak??? Kalo ditebus, uangku akan ludes. Kalo gak ditebus, gimana kalo nanti liver ini tambah parah???
SIALAAAAN!!!
Laen yang aku keluhkan, laen yang harus diobati. Yang aku keluhkan justru gak apa-apa. Ah, andai saja tempo hari aku ke dokter spesialis, gak ke RSSA, mungkin gak gini jadinya. Ke RSSA malah banyak gaya. Foto scan lah, tes darah lah, tes urine lah, laboratorium lah. Ujung-ujungnya, beda keluhan malah beda penanganan. Dan itu akan memporakporandakan kantong juga akhirnya.
Jadi dokter itu enak. Sangat enak. Ngomong dua paragraf aja Rp 70.000. Nulis gak jelas di kertas resep aja setengah juta lebih tuh harganya. Nah kalo guru??? Ngebacot satu setengah jam, nulis di papan tulis sampe pengkor, cuma dihargai Rp 39.000. BUJUBUNENG.
Mudah-mudahan sakitku ini gak kumat lagi. kalo ntar kumat lagi, aku GAK AKAN ke RSSA lagi. Mereka itu gak nyembuhin pasien, tapi membunuh pelan-pelan. Enak aja tinggal sebut sekian ratus ribu. Apa dikiranya duit itu tinggal gunting aja di rumah???
ORANG MELARAT DILARANG SAKIT. Itu bener banget!!!
Akhirnya, sekali lagi kukatakan bahwa balik lagi ke RSSA adalah sebuah keputusan yang SALAH!!!
Label
SAJAK
(89)
KARYA KAKANDA REDI
(60)
CERITA PENDEK
(59)
GALERI
(49)
KISAH
(47)
KARYA TEMEN
(24)
ARTIKEL
(13)
MATERI PELAJARAN BAHASA INDONESIA
(11)
JALAN-JALAN
(10)
PROFIL SASTRAWAN
(4)
NOVEL
(3)
LIRIK LAGU BAGUS
(1)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Kakanda Redi; Resa dilukis

Anak Papito udah gede. Tambah cantik :-*
Kakanda Redi - Dinda Risti - Rhein Reisyaristie

Pulang dari Pantai Kinjil, Ketapang
Kakanda Redi; Rhein Reisyaristie

Ada kucing kesayangan Resa nih.
Kakanda Redi; Resa

Resa di ruang kerja Mr. Obama
Pondok Es Krim RESA Mempawah

Di-launching tanggal 12 Juni 2017
Kakanda Redi: SAYA INDONESIA SAYA PANCASILA

Memperingati Hari Lahir Pancasila 01 Juni 2017
Pondok Es Krim Resa Mempawah

Kami menawarkan tempat nongkrong lesehan yang Insyaallah nyaman dan santai. Mari berkunjung di pondok kami. Jalan Bahagia Komp. Ruko 8 Pintu, Mempawah.
Istri Kakanda Redi: SAYA INDONESIA SAYA PANCASILA

Dinda Risti turut memperingati Hari Lahir Pancasila 01 Juni 2017
Anak Kakanda Redi: SAYA INDONESIA SAYA PANCASILA

Rhein Reisyaristie turut memperingati Hari Lahir Pancasila 01 Juni 2017
Mas Redi dan De' Yun
Lagi jalan-jalan di Wisata Nusantara Mempawah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar