Sabtu, 31 Agustus 2013

BAND BARU, DALAM SEBUAH PERJALANAN




          Adalah dua orang anak muda, Redi dan Rendra, yang sangat berambisi membentuk sebuah band yang diharapkan nantinya bakal bersaing dengan band-band papan atas, sebut saja Peterpan, Padi, Dewa, Sheila On 7, dll. Bukan hanya sekedar omong kosong belaka. Pada pertengahan tahun 2004 keduanya mulai merintis cita-cita. MIZTIK BAND yang didirikan Rendra adalah langkah awal dalam mewujudkan mimpi. Bersama Syaiful(vocal) dan Hardi (drum), dimulailah langkah pertama. Rendra yang mempunyai basic drum justru memilih untuk menempati posisi gitaris dan Redi yang awalnya memainkan gitar kini mulai mencoba skill bermain bass. Hasilnya? Miztik sama sekali tidak menghasilkan apa-apa. Band ini bubar begitu saja tanpa pernah mencoba satu pentaspun sebagai ajang unjuk gigi.
          Ambisi untuk mengaransemen lagu-lagu sendiri ternyata mengalahkan rasa trauma dalam membentuk sebuah band baru. Buktinya Rendra dan Redi tak hanya berhenti sampai di situ saja. Terpuruk di Miztik, keduanya tidak jera sedikitpun untuk mencoba hal baru.
          Awal tahun 2005, Rendra dan Redi kembali mengatur langkah. Berhasil menggandeng Rovi (gitar) dan Rabdi (gitar, vokal), mereka mulai masuk studio untuk melanjutkan mimpi yang sempat tertahan. Rendra kembali ke basic awal, yaitu drum. Sementara Redi masih pada posisi yang dulu, yaitu bass. Keempatnya mencoba mengaransemen lagu ciptaan sendiri. Lagu KUBAYANGKAN yang dicipta oleh Rendra berhasil diaransemen dengan sentuhan minimalis namun berkesan megah. Sungguh, suatu langkah yang kian bagus buat keempat anak muda ini.
          Tak lama berselang, Eza (eks keyboardist BARDEZ BAND) bergabung. Formasi terakhir yang dianggap solid inipun kembali mengaransemen lagu ciptaan sendiri sambil sesekali memainkan lagu dari band-band lain. Radja, Peterpan, Ada Band, Ungu, Muse, Cold Play, dll adalah sederet band papan atas Indonesia dan dunia yang menjadi kiblat kelima anak muda yang masih dalam masa pencarian jati diri ini. Lagu-lagu yang sederhana namun menyentuh adalah lagu-lagu yang sering mereka mainkan. Malah lagu-lagu yang mereka ciptakan bernuansa sama, lembut dan menyentuh.
          Sempat timbul pro dan kontra diantara para personil dalam memberi nama band. Pernah memakai nama CEREMONY, namun akhirnya nama ini mereka tinggalkan. Gantinya? Pada tanggal 25 Mei 2005 disepakatilah sebuah nama yang dirasa akan membawa keberuntungan. THE ARTHUR BAND. Nama yang diambil dari seorang ksatria pedang yang tangguh. Ini tentu saja bukan tanpa maksud. Dipilihnya nama Arthur diharapkan kelak band inipun akan tangguh seperti nama yang disandang. Yach…itulah The Arthur Band yang digawangi oleh Rendra (drum), Redi (bass), Rovi (gitar), Rabdi (gitar), dan Eza (keyboard).
          Kenyataannya masalah masih saja menyertai. Arthur belum memiliki vokalis tetap. Selama latihan, vocal masih diisi oleh Rabdi dan Redi. Ini jelas bermasalah.
          Sempat hadir nama-nama seperti Dian, Rudy, bahkan vokalis cewek, Putri, ditampilkan untuk mengisi posisi vocal yang masih kosong. Dian sendiri sempat ditampilkan sebagai additional vocal saat The Arthur Band diundang untuk tampil versi akustik mengisi acara pembukaan Pahim di kampus FKIP. Merasa karakter vocal ketiganya masih belum sesuai dengan lagu-lagu yang dimainkan Arthur, maka ketiganya dilepas.
          Pada tanggal 09 Oktober 2005, lagu BIAS CINTA diaransemen sekaligus say welcome buat Arie, vocal bersuara khas yang berhasil direkrut. Bergabungnya Arie semakin menyempurnakan The Arthur Band. Maka tanpa beban lagi, pada tanggal 16 Oktober 2005 lagu BUNGA dan BINTANG HATI diaransemen. Baru kemudian menyusul TAK BISA TANPAMU, KERAGUAN, TENTANG HATINYA, dan KARENA SIFATMU.
          Tidak puas dengan itu semua, Arthur mencoba nekat merekam lagu-lagu yang sudah mereka ciptakan. Dibantu oleh Ferdy gitaris Lemon Tea, tiga lagu Arthur berhasil direkam. Ketiga lagu tersebut diantaranya adalah Bunga, Tak Bisa Tanpamu, dan Bias Cinta. Sayang sekali bahwa kesuksesan sementara ini harus dibayar mahal. Pada awal Januari 2006, Rovi memilih meninggalkan band di saat tenaganya benar-benar dibutuhkan. Jadilah kemudian Arthur mengepakkan sayap lebih jauh minus Rovi.
          Demo lagu yang sudah diaransemen mulai jadi prioritas utama. Sejumlah radio terkemuka menjadi sasaran. Alhasil, pada bulan Maret 2006, The Arthur Band diundang untuk wawancara di Radio Swara Prima. Moment ini sekaligus dimanfaatkan sebagai ajang memperkenalkan lagu-lagu mereka. Realisasinya sudah jelas. Pada bulan April 2006, lagu-lagu Arthur mulai sering di request oleh pendengar radio. Bahkan Delta Radio, channel yang selalu stand by untuk acara musik,  juga sering memutar lagu-lagu mereka. Sejenak, kelima anak muda ini boleh bernapas lega.
          Merasa tidak nyaman bermain dengan satu gitar, Arthur mengambil langkah bijak dengan menggandeng Guntur yang ditempatkan sebagai additional player mengisi posisi gitar yang ditinggalkan oleh Rovi. Formasi band yang kelima ini kemudian mulai melangkah lebih jauh dengan semakin giat mencipta dan mengaransemen lagu. Hasilnya memang tidak mengecewakan.
          Pada tanggal 22 Mei 2006, Bengkel Seni Fisip merayakan ultahnya yang ke-8. Perhelatan akbar pun diadakan dengan menggelar acara pentas seni musik yang dimeriahkan oleh band-band indie Pontianak. Arthur jelas ikut ambil bagian di acara ini. Dengan membawakan tiga lagu karya mereka, Arthur berhasil mencuri perhatian publik.
          Tanggal 25 Mei 2006, The Arthur Band merayakan ultah yang ke-1. bertempat di Aula FKIP Untan dan bekerja sama dengan Sanggar Kiprah FKIP Untan, juga Radio Swara Prima sebagai official radio partner, Arthur memberanikan diri menggelar acara. Meskipun terkesan minimalis, namun acara ini sebenarnya memang layak untuk dikenang dan dijadikan teladan oleh band-band indie Pontianak. Selain penampilan dari Arthur sendiri, juga turut memeriahkan band-band indie Pontianak seperti Capsule, Cabinet, Esporadise, dan sejumlah band lainnya. Bahkan broadcaster Swara Prima, Echie, menyempatkan diri untuk hadir di acara ini.
          Ultah yang mengusung tema Ngejamp Bareng Arthur ini juga diisi dengan acara sekilas perjalanan band dan bagi-bagi sticker Arthur. Di acara ini juga, Guntur resmi direkrut sebagai personil tetap Arthur.
          Sukses menjajal ajang indie di radio, ternyata belum mendatangkan rasa puas di hati peronil Arthur. Bulan Agustus 2006, Arthur menjajal pentas festival untuk kali pertama. Sekali lagi, Arthur harus kehilangan salah seorang personilnya disaat band ini benar-benar focus mempersiapkan diri untuk ikut festival. Arie, sang vocal disibukkan oleh urusan studinya dan memilih untuk hengkang. Padahal festival tinggal dua hari lagi.
          Kehilangan vocal disaat yang kritis seperti itu tidak menyurutkan niat anak-anak Arthur untuk terus maju. Nekat menggandeng Frans, vocalis café D’ Zhu, Arthur pun melanjutkan perjuangan. Meskipun pentas ini tidak membuahkan hasil apa-apa, tapi Arthur merasa puas langkahnya tidak tersandung batu ditengah jalan. Setidaknya mereka tidak menggagalkan penampilan pertama mereka di ajang festival.
          September 2006, The Arthur Band kembali kehilangan salah satu pendirinya. Redi (bassist) mengundurkan diri dengan alasan yang dapat ditolerir : sibuk dengan urusan kuliah. Kekosongan pada posisi ini tidak berlangsung lama. Sandy direkrut untuk mengisi posisi bassist yang ditinggalkan Redi. 
          Formasi terakhir ternyata hanya mampu bertahan selama satu bulan lebih. Tepat pertengahan Oktober 2006, Guntur hengkang dari Arthur. Keadaan ini semakin memperparah kondisi. Keberadaan The Arthur Band semakin tenggelam justru saat lagu Bunga yang mereka pasang sebagai single hits sedang berada di puncak klasemen top ten Indie Pontianak. Kevakuman semakin memuncak, sampai pada akhirnya pada 19 Januari 2007, The Arthur Band resmi dibubarkan oleh para pendiri seperti Redi, Rendra, Reza, dan Rabdi, yang menyempatkan diri untuk berkumpul kembali. Lantas apakah hanya akan sampai disini saja perjuangan mereka?   



 
          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kakanda Redi; Resa dilukis

Kakanda Redi; Resa dilukis
Anak Papito udah gede. Tambah cantik :-*

Kakanda Redi - Dinda Risti - Rhein Reisyaristie

Kakanda Redi - Dinda Risti - Rhein Reisyaristie
Pulang dari Pantai Kinjil, Ketapang

Kakanda Redi; Rhein Reisyaristie

Kakanda Redi; Rhein Reisyaristie
Ada kucing kesayangan Resa nih.

Kakanda Redi; Resa

Kakanda Redi; Resa
Resa di ruang kerja Mr. Obama

Pondok Es Krim RESA Mempawah

Pondok Es Krim RESA Mempawah
Di-launching tanggal 12 Juni 2017

Kakanda Redi: SAYA INDONESIA SAYA PANCASILA

Kakanda Redi: SAYA INDONESIA SAYA PANCASILA
Memperingati Hari Lahir Pancasila 01 Juni 2017

Pondok Es Krim Resa Mempawah

Pondok Es Krim Resa Mempawah
Kami menawarkan tempat nongkrong lesehan yang Insyaallah nyaman dan santai. Mari berkunjung di pondok kami. Jalan Bahagia Komp. Ruko 8 Pintu, Mempawah.

Istri Kakanda Redi: SAYA INDONESIA SAYA PANCASILA

Istri Kakanda Redi: SAYA INDONESIA SAYA PANCASILA
Dinda Risti turut memperingati Hari Lahir Pancasila 01 Juni 2017

Anak Kakanda Redi: SAYA INDONESIA SAYA PANCASILA

Anak Kakanda Redi: SAYA INDONESIA SAYA PANCASILA
Rhein Reisyaristie turut memperingati Hari Lahir Pancasila 01 Juni 2017

Mas Redi dan De' Yun

Mas Redi dan De' Yun
Lagi jalan-jalan di Wisata Nusantara Mempawah