Selasa, 29 Mei 2012

Agus R. Sarjono, Lokal yang Mendunia

Agus R. Sarjono (lahir di Bandung, Jawa Barat, 27 Juli 1962) adalah penyair dan penulis Indonesia.

Pada 1988, Ia lulus dari Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS), IKIP Bandung, kemudian menyelesaikan program pasca sarjana di Jurusan Kajian Sastra, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Indonesia pada 2002. Agus adalah Ketua Bidang Program Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) periode 2003-2006. Sebelumnya ia adalah Ketua Komite Sastra DKJ periode 1998-2001. Sehari-hari­nya Agus bekerja sebagai pengajar pada Ju­rus­­an Teater Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI), Ban­dung, serta men­­jadi redaktur Majalah Sastra Horison.

Pada Februari hingga Oktober 2001, Agus tinggal di Leiden, Belanda sebagai poet in residence atas undangan Poets of All Nations (PAN) serta peneliti tamu pada International Institute for Asian Studies (IIAS), Universitas Leiden. Ia juga pernah diundang sebagai penyair tamu di Heinrich Böll Haus, Langenbroich, Jerman sejak Desember 2002 hingga Maret 2003. Selain menulis dan menerbitkan karyanya sendiri, Agus bersama Berthold Damshäuser menjadi editor beberapa buku kumpulan puisi sastrawan besar Jerman seperti Rilke, Bertolt Brecht, Paul Celan, Johann Wolfgang von Goethe, dan Hans Magnus Enzensberger.

Semasa kuliahnya di IKIP Bandung, Agus terlibat aktif dalam kelompok diskusi Diskusi Lingkar yang mendiskusikan berbagai isu sosial, politik, budaya, dan ekonomi pada masa Orde Baru. Pada tahun 1987 Agus terlibat dalam pendirian Unit Pers Mahasiswa IKIP Bandung sekaligus menjadi Ketua Umum hingga tahun 1989.



Karya

Puisi
  • Kenduri Airmata (1994, 1996)
  • A Story from the Country of the Wind (edisi Bahasa Inggris, 1999, 2001)
  • Suatu Cerita dari Negeri Angin (2001, 2003)
  • Frische Knochen aus Banyuwangi (edisi Bahasa Jerman, diterjemahkan oleh Berthold Damshäuser dan Inge Dumpél, 2003)
  • Diterbangkan Kata-kata (2006)

Antologi Puisi
  • Tangan Besi, Antologi Puisi Reformasi (1998)

Esai
  • Bahasa dan Bonafiditas Hantu (2001)
  • Sastra dalam Empat Orba (2001)
  • Drama
  • Atas Nama Cinta (2004)
  • Konferensi, Festival, dan Pembacaan
  • "Asean Writers Conference", Manila (1995)
  • "Istiqlal International Poetry Reading", Jakarta (1995)
  • "Ipoh Arts Festival III", Negeri Perak, Malaysia (1998)
  • "The Netherlands-Indonesian Poetry Night" di Erasmus Huis, Jakarta (1998)
  • "Festival de Winternachten", Den Haag (1999 and 2005)
  • "Poetry on the Road", Bremen (2001)
  • "Internationales Literaturfestival Berlin" (2001)
  • "The Dubai International Poetry Festival" (2009)

Sebagai Editor
  • Saini KM: Puisi dan Beberapa Masalahnya (1993)
  • Catatan Seni (1996)
  • Kapita Selekta Teater (1996)
  • Pembebasan Budaya-budaya Kita (1999)
  • Dari Fansuri ke Handayani (2001)
  • Horison Sastra Indonesia 1-4 (2002), Horison Esai Indonesia 1-2 (2003)
  • Rilke: Padamkan Mataku (Kumpulan Puisi, 2003)
  • Bertolt Brecht: Zaman Buruk Bagi Puisi (Kumpulan Puisi, 2004)
  • Malam Sutera: Sitor Situmorang (2004)
  • Paul Celan: Candu dan Ingatan (Kumpulan Puisi, 2005)
  • Teater tanpa Masa Silam (2005)
  • Poetry and Sincerity (2006)
  • Johann Wolfgang von Goethe: Satu dan Segalanya (Kumpulan Puisi, 2007)
  • Hans Magnus Enzensberger: Coret Yang Tidak Perlu (Kumpulan Puisi, 2009)

Amir Hamzah, Pendendang 'Nyanyi Sunyi'

Tengku Amir Hamzah yang bernama lengkap Tengku Amir Hamzah Pangeran Indera Putera (lahir di Tanjung Pura, Langkat, Sumatera Timur, 28 Februari 1911 – meninggal di Kuala Begumit, 20 Maret 1946 pada umur 35 tahun) adalah seorang sastrawan Indonesia angkatan Pujangga Baru. Ia lahir dalam lingkungan keluarga bangsawan Melayu (Kesultanan Langkat) dan banyak berkecimpung dalam alam sastra dan kebudayaan Melayu.

Amir Hamzah bersekolah menengah dan tinggal di Pulau Jawa pada saat pergerakan kemerdekaan dan rasa kebangsaan Indonesia bangkit. Pada masa ini ia memperkaya dirinya dengan kebudayaan modern, kebudayaan Jawa, dan kebudayaan Asia yang lain.

Dalam kumpulan sajak Buah Rindu (1941) yang ditulis antara tahun 1928 dan tahun 1935 terlihat jelas perubahan perlahan saat lirik pantun dan syair Melayu menjadi sajak yang lebih modern. Bersama dengan Sutan Takdir Alisjahbana dan Armijn Pane ia mendirikan majalah Pujangga Baru (1933), yang kemudian oleh H.B. Jassin dianggap sebagai tonggak berdirinya angkatan sastrawan Pujangga Baru. Kumpulan puisi karyanya yang lain, Nyanyi Sunyi (1937), juga menjadi bahan rujukan klasik kesusastraan Indonesia. Ia pun melahirkan karya-karya terjemahan, seperti Setanggi Timur (1939), Bagawat Gita (1933), dan Syirul Asyar (tt.).

Amir Hamzah tidak hanya menjadi penyair besar pada zaman Pujangga Baru, tetapi juga menjadi penyair yang diakui kemampuannya dalam bahasa Melayu-Indonesia hingga sekarang. Di tangannya Bahasa Melayu mendapat suara dan lagu yang unik yang terus dihargai hingga zaman sekarang.

Amir Hamzah terbunuh dalam Revolusi Sosial Sumatera Timur yang melanda pesisir Sumatra bagian timur di awal-awal tahun Indonesia merdeka. Ia wafat di Kuala Begumit dan dimakamkan di pemakaman Mesjid Azizi, Tanjung Pura, Langkat. Ia diangkat menjadi Pahlawan Nasional Indonesia.

Raja Ali Haji, Tonggak Sejarah Bahasa Melayu Baku

Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad (k.k. 1808 - k.k. 1873) atau lebih dikenali sebagai Raja Ali Haji, ialah ulama, ahli sejarah, serta pujangga Bugis, dan terutamanya pencatat pertama dasar-dasar tatabahasa bahasa Melayu melalui Pedoman Bahasa, buku yang telah menjadi piawai bahasa Melayu. Bahasa Melayu baku inilah yang ditetapkan sebagai bahasa Indonesia, bahasa rasmi negara Indonesia, dalam Kongres Pemuda Indonesia pada 28 Oktober 1928.

Latar Belakang
Dilahirkan di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau, Raja Ali Haji merupakan keturunan kedua (cucu) kepada Raja Haji Fisabilillah, Yang Dipertuan IV dari Kesultanan Lingga-Riau. Mahakaryanya, Gurindam Dua Belas, yang diterbitkan pada tahun 1847 menjadi pembaharu arah aliran kesusasteraan pada zamannya. Raja Ali Haji yang berpendidikan Arab masih mengekalkan bahasa Melayu Klasik yang banyak mempengaruhi oleh perkataan Arab dan struktur Arab.

Pada tahun 1822 sewaktu Raja Ali Haji masih kecil, beliau pernah dibawa oleh orang tuanya ke Betawi (Jakarta). Ketika itu bapanya, Raja Haji Ahmad, menjadi utusan Riau untuk menjumpai Gabenor Jeneral Baron van der Capellen. Berulang-ulang kali Raja Haji Ahmad menjadi utusan kerajaan Riau ke Jawa, waktu yang berguna itu telah dimanfaatkan oleh puteranya Raja Ali untuk menemui banyak ulama, untuk memperdalam ilmu pengetahuan Islamnya, terutama ilmu fiqh. Antara ulama Betawi yang sering dikunjunginya oleh beliau ialah Saiyid Abdur Rahman al-Mashri. Raja Ali Haji sempat belajar ilmu falak dengan beliau. Selain dapat mendalami ilmu keislaman, Raja Ali Haji juga banyak mendapat pengalaman dan pengetahuan hasil pergaulan dengan sarjana-sarjana kebudayaan Belanda seperti T. Roode dan Van Der Waal yang kemudian menjadi sahabatnya.

Kira-kira tahun 1827/1243H Raja Ali Haji mengikut bapanya Raja Ahmad pergi ke Makkah al-Musyarrafah. Raja Ahmad dan Raja Ali Haji adalah di antara anak Raja Riau yang pertama menunaikan ibadah haji ketika itu. Raja Ali Haji tinggal dan belajar di Mekah dalam jangka masa yang agak lama. Semasa di Mekah Raja Ali Haji sempat bergaul dengan Syeikh Daud bin Abdullah al-Fathani. Beliau sempat belajar beberapa bidang keislaman dan ilmu bahasa Arab dengan Syeikh Daud bin Abdullah al-Fathani yang ketika itu menjadi Ketua Syeikh Haji dan sangat berpengaruh di kalangan masyarakat Melayu di Mekah. Beliau bersahabat dengan salah seorang anak Syeikh Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjari iaitu Syeikh Syihabuddin bin Syeikh Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjari. Barangkali ketika itulah, Raja Ali Haji sempat mempelawa ulama yang berasal dari Banjar itu supaya datang ke Riau, dan jika ulama tersebut bersetuju untuk datang, ulama itu akan dijadikan Mufti di kerajaan Riau. Dalam perjalanannya ke Mekah itu, Raja Haji Ahmad dan puteranya Raja Ali Haji pula mengambil kesempatan berkunjung ke Kaherah (Mesir), setelah itu kembali ke negerinya Pulau Penyengat, Riau.

Pada zaman dahulu, kerajaan Riau-Johor memiliki ramai ulama antaranya Habib Syaikh keturuan as-Saqaf, Syeikh Ahmad Jabarti, Syeikh Ismail bin Abdullah al-Minkabawi, Syeikh Abdul Ghafur bin Abbas al-Manduri dan ramai lagi. Tambahan lagi, saudara sepupu Raja Ali Haji yang bernama Raja Ali bin Raja Ja’far menjadi Yamtuan Muda Kerajaan Riau VIII (tahun 1845-1857) menggantikan saudaranya Raja Abdur Rahman bin Raja Haji Yamtuan Muda Kerajaan Riau VII (taun 1833-1845). Apabila Raja Ali Haji pulang dari Mekah beliau disuruh oleh saudara sepupunya itu untuk mengajar agama Islam, Raja Ali bin Raja Ja’far juga turut belajar dengan Raja Ali Haji.

Setelah sekian lama, Raja Ali Haji terjun ke bidang pendidikan. Beliau dikatakan telah mengajar Ilmu Nahu, Ilmu Sharaf, Ilmu Usuluddin, Ilmu Fiqh, Ilmu Tasauf dan lain-lain. Raja Ali Haji mempunyai kepakaran yang tinggi dalam ilmu pengetahuan Islam, bahkan beliau memang seorang ulama besar pada zamannya.
Ramai anak murid Raja Ali Haji yang telah menjadi tokoh terkemuka, di antaranya Raja Haji Abdullah yang kemudian menjadi Yamtuan Muda Riau IX, tahun 1857-1858, Saiyid Syaikh bin Ahmad al-Hadi.

Dalam ilmu syariat, Raja Ali Haji berpegang teguh dengan Mazhab Syafie, dalam iktikad berpegang akan faham Syeikh Abul Hasan al-Asy’ari dan Abu Manshur al-Maturidi, sedang dalam amalan tasauf beliau adalah seorang penganut Tarekat Naqsyabandiyah dan mengamalkan Selawat Dalail al-Khairat yang dibangsakan kepada Saiyid Sulaiman al-Jazuli, yang diamalkan secara beruntun sejak datuk-datuknya terutama Raja Haji as-Syahidu fi Sabilillah yang ketika akan meninggalnya masih tetap memegang kitab selawat tersebut di tangannya, sementara pedang terhunus di tangannya yang satu lagi.
Raja Ali Haji meninggal dunia di Riau pada sekitar tahun 1873. Beliau ditetapkan oleh pemerintah Republik Indonesia sebagai pahlawan negara pada tahun 2006.

Karya
Bukunya yang berjudul Kitab Pengetahuan Bahasa merupakan kamus loghat Melayu Johor-Pahang-Riau-Lingga penggalan pertama serta kamus ekabahasa yang pertama di Nusantara. Beliau juga menulis Syair Siti Shianah, Syair Suluh Pegawai, Syair Hukum Nikah, serta Syair Sultan Abdul Muluk.
Raja Ali Haji juga patut dijasai kerana penulisan sejarah Melayu. Bukunya yang berjudul Tuhfat al-Nafis ("Bingkisan Berharga" tentang sejarah Melayu), walaupun sangat lemah dari segi penulisan sejarah kerana tidak memberikan sebarang sumber dan tahunnya, dapat dianggap sebagai suatu penggambaran peristiwa-peristiwa Melayu bersejarah yang lengkap. Sesetengah orang juga berpendapat bahawa Tuhfat dikarang terlebih dahulu oleh Raja Ahmad, ayahnya yang juga merupakan sasterawan, dengan Raji Ali Haji hanya meneruskan apa yang telah dimulai ayahnya. Dalam bidang ketatanegaraan dan undang-undang, Raja Ali Haji juga menulis Mukaddimah fi Intizam (undang-undang dan politik). Selain itu, beliau juga merupakan penasihat kerajaan.
1. Salasilah Melayu dan Bugis 1890
2. Tuhfat al-Nafis 1865
3. Bustanul-Katibin
4. Kitab Pengetahuan Bahasa
5. Gurindam Dua Belas
6. Syair Siti Shianah
7. Syair Suluh Pegawai
8. Syair Hukum Nikah
9. Syair Sultan Abdul Muluk

Peribahasa Abjad I, J, K


Abjad I

Ijuk selembang, tali di situ, keluan di situ
Artinya: Ijuk selembang, tali di situ, keluan di situ: pencaharian tidak mencukupi padahal tanggungan banyak.

Ijuk tidak bersagar, lurah tidak berbatu
Artinya: Ijuk tidak bersagar, lurah tidak berbatu: tidak mempunyai keluarga yang dipandang; dimalui orang.

Ikan biar dapat, serampang jangan pukah.
Artinya: Bekerja dengan hati-hati sekali.

Ikan terkilat jala tiba
Artinya: 
1. Orang yang arif dan bijaksana, cepat mengerti akan maksud/duduk perkara orang lain dan cepat pula memberi jawaban/jalan keluarnya dengan tepat.
2. Cepat tanggap.

Ikut hati mati, ikut rasa binasa
Artinya: Orang yang hanya memperturutkan kata hati saja tanpa menggunakan akal fikiran maka dia akan gagal dalam kehidupannya; binasa.

Ilmu pengetahuan adalah kekuatan
Artinya: (berasal dari pepatah bahasa Inggris: Knowledge is power.)

Seperti padi, kian berisi kian merunduk
Artinya: 
1. Semakin tinggi ilmunya semakin rendah hatinya.
2. Kalau sudah pandai jangan sombong, selalulah rendah hati.

Inai tertepung, kuku tanggal
Artinya: Sesuatu yang selesai dikerjakan, tetapi ternyata ada kesukarannya.

Hasrat hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai
Artinya: Apa daya tangan tak sampai: ingin mencapai sesuatu, sayangnya syaratnya untuk itu tidak ada atau tidak dipunyai.

Isi lemak dapat ke orang, tulang bulu pulang ke kita
Artinya: Tulang bulu pulang ke kita: dalam menjalankan suatu pekerjaan/tugas, orang lain mendapat senangnya, kita sendiri hanya mendapatkan susahnya.

Itik diajar berenang
Artinya: Melakukan pekerjaan sia-sia karena yang diberi petunjuk telah mahir melakukannya.



Abjad J

Jadi abu arang
Artinya: Sudah usang atau basi (tentang pembicaraan dan sebagainya).

Jadilah orang pandai bagai padi yang merunduk
Artinya: Sebagai seorang yang pandai kita harus merasa rendah hati.

Jagung tua tak hendak masak
Artinya: Bagai menyekolahkan anak yang nakal dan bodoh, uang orang tua habis, anak tak pernah lulus.

Jalan diasak orang menggalas
Artinya: 
1. Adat istiadat kita diubah oleh pendatang/orang asing.
2. Dampak globalisasi.

Jalan mati lagi dicoba, ini pula jalan binasa
Artinya: 
1. Orang yang sangat berani tak takut menghadang bahaya.
2. Berani mati.

Jalan raya titian batu
Artinya: Adat istiadat yang lazim sejak dahulu.

Jangan didengarkan siul ular
Artinya: 
1. Jangan pedulikan tipu daya musuh.
2. Jangan terkecoh.

Jangat liat kurang panggang
Artinya: 
1. Tak dapat diajar karena sangat keras kepala.
2. Pembangkang.

Janji sampai, sukatan penuh
Artinya: Sudah sampai ajalnya.

Jatuh ke tilam empuk
Artinya: Orang besar/kaya walaupun sudah diberhentikan dari jabatannya/pekerjaannya, hidupnya tidak begitu melarat.

Jauh berjalan banyak dilihat, lama hidup banyak dirasai
Artinya: Orang yang banyak merantau banyak pula pengalaman/pengetahuannya.

Jauh di mata, dekat di hati
Artinya: Walaupun tidak bertemu karena dipisahkan oleh jarak namun di hati tetap terkenang/teringat selalu.

Jauh di mata, jauh di hati
Artinya: Teringat selagi berdekatan, namun bila telah berjauhan maka menjadi lupa.

Jauh panggang dari api
Artinya: 
1. Jawaban yang diberikan sangat meleset.
2. Tidak seperti yang diharapkan.

Jawi hitam banyak tingkah
Artinya: Orang yang cerewet.

Jelatang di hulu air
Artinya: Sesuatu yang selalu menyusahkan saja.


Jemuran terkekar, ayam tiba
Artinya: 
1. Mujur sekali.
2. Dagangan baru digelar pembeli sudah banyak yang datang.

Jerat halus kelindan sutera
Artinya: Tipu muslihat yang sangat halus.

Jerat serupa jerami
Artinya: Mengambil keuntungan pada saat orang beroleh kesukaran.

Jerih menentang laba
Artinya: Jika orang mau bersusah payah terlebih dahulu, pasti ada imbalan yang akan diharapkan.

Jika air orang disauk, ranting orang dipatah, adat orang diturut
Artinya: Jika berdiam di suatu tempat, hendaklah adat istiadat orang di tempat itu dituruti.

Jika keruh dihulu, tak dapat tidak dihilir keruh juga
Artinya: Jika perkara dari awal sudah penuh dengan kecurangan maka akhirnya tidak akan selamat juga.

Jika tak ada rotan, akar pun berguna
Artinya: Bila tak ada sesuatu yang baik, yang kurang baik pun dapat dipergunakan.

Jika takut dilanggar batang, jangan duduk di kepala pulau
Artinya: Jikalau takut akan risiko/bahaya, jangan kerjakan pekerjaan yang sia-sia/berbahaya.

Jika takut dilimbur pasang, jangan berumah di tepi pantai
Artinya: Jikalau takut akan risiko/bahaya, jangan kerjakan pekerjaan yang sia-sia/berbahaya.

Jinak-jinak merpati, sudah dekat terbanglah dia
Artinya: Tampaknya mudah untuk didekati, ternyata sukar.

Jual emas beli intan
Artinya: Maju setingkat.

Jung pecah hiu kenyang
Artinya: Dalam suatu negeri yang tidak mempunyai pemerintahan yang baik dan kuat, atau dalam negeri yang timbul huru-hara, maka orang-orang jahat akan mengambil keuntungan dari suasana tersebut.

Jung satu nakhoda dua
Artinya: Sebuah perusahaan/jawatan/organisasi yang mempunyai dua pimpinan akan menghasilkan hal yang tidak baik.



Abjad K

Kacang lupa kulitnya
Artinya: Seseorang yang lupa akan asal-usulnya. Terutama ini biasanya digunakan bagi seseorang yang berasal dari kampung atau desa dan pergi ke kota menjadi kaya atau memiliki jabatan tinggi dan lupa daratan.

Kail sebentuk, umpan seekor, sekali putus sehari hanyut
Artinya: Bila mengerjakan sesuatu tanpa mempertimbangkan hal-hal lain, tidak akan mendatangkan hasil.

Kail sejengkal janganlah menduga dalam lautan
Artinya: Kalau ilmu pengetahuan masih sedikit janganlah coba berlawanan dengan orang pandai.

Kain basah kering di pinggang
Artinya: Sangat miskin (sehingga pakaian hanya satu-satunya yang melilit di tubuh).

Kain dalam acar dikutip cuci ia hendak ke longkang lagi
Artinya: Sesuatu yang tidak dapat diperbaiki lagi (tentang akhlak wanita pelacur).

Kain ditangkap maka duduk
Artinya: Sangat miskin (sehingga kain yang dipakaipun tak mencukupi untuk menutup tubuh).

Kain lama dicampak buang, kain baru pula dicari
Artinya: Menceraikan istri tua, mencari istri muda.

Kain pendinding miang, uang pendinding malu
Artinya: Uang gunanya untuk penjaga kehormatan.

Kaki naik kepala turun
Artinya: Sangat sibuk sekali.

Kaki tertarung inai padahannya, mulut terdorong emas padahannya
Artinya: Harus berani menanggung akibat perbuatan atau janji sendiri.

Kalah jadi abu, menang jadi arang
Artinya: Dua orang yang berpekara dan membawanya ke pengadilan maka kedua-duanya mengalami kerugian.

Kalah membeli, menang memakai
Artinya: Membeli barang dengan harga yang mahal tidak menjadi soal asalkan kualitas barang tersebut bagus dan bertahan lama.

Kalau di hutan tak ada singa, beruk rabun bisa menjadi raja
Artinya: Kalau tak ada orang yang pandai, maka orang bodohpun dianggap pandai.

Kalau kail panjang sejengkal, jangan laut hendak diduga
Artinya: Kalau belum mempunyai banyak ilmu pengetahuan / pengalaman jangan dicoba berlawanan dengan orang yang pandai.

Kalau kaki sudah terlangkahkan, pantang dihela surut
Artinya: Kalau sudah terlanjur, jangan berhenti sampai disitu saja.

Kalau kena tampar, biar dengan tangan yang bercincin
Artinya: Tidak masalah bila kena marah oleh orang yang tinggi jabatannya atau bangsanya.

Kalau kena tendang, biar dengan kaki yang berkasut
Artinya: Tidak masalah bila dimarahi oleh orang yang tinggi jabatannya / bangsanya.

Kalau mandi biarlah basah
Artinya: Kalau mengerjakan sesuatu pekerjaan hendaknya sampai selesai, jangan setengah setengah.

Kalau pandai mencencang akar, mati lalu ke puncaknya
Artinya: Bila dapat menguasai pimpinannya, anak buahnya tak akan berdaya lagi.

Kalau sorak dahulu daripada tohok, tidak mati babi
Artinya: Biasanya bila telah bergembira ria sebelum menang, akhirnya tidak jadi menang.

Kalau tak ada angin bertiup, takkan pokok bergoyang
Artinya: Jika tidak ada sebabnya, maka tak akan sesuatu itu terjadi.

Kalau tak ingin terlimbur pasang, jangan berumah di tepi laut
Artinya: Kalau tidak ingin mendapat celaka / risiko, jangan lakukan pekerjaan yang berbahaya / sia-sia.

Kalau tidak berada-ada takkan tempua bersarang rendah
Artinya: Tentu ada maksud tersembunyi seseorang berlaku secara luar biasa.

Kapal besar ditunda jongkong
Artinya: Atasan yang menurut saja diatur oleh bawahannya.

Kapal satu nakhoda dua
Artinya: 
1. Perusahaan / organisasi dikendalikan oleh dua pimpinan.
2. Dualisme.

Karam berdua, basah seorang
Artinya: Kesalahan yang dilakukan bersama, akibatnya hanya ditimpakan pada seorang saja.

Karam di laut boleh ditimba, karam di hati bilakah sudah
Artinya: Perasaan sedih karena kehilangan kekasih sangat sukar untuk dihilangkan.

Karam sambal oleh belacan
Artinya: Dirugikan oleh orang yang sebenarnya diharapkan menjadi pelindung.

Karena mata buta, karena hati mati
Artinya: Badan menjadi celaka oleh sebab dorongan hawa nafsu yang tidak terkendalikan.

Karena mulut badan binasa
Artinya: 
1. Menjadi celaka oleh tidak pandai menjaga perkataannya.
2. Rahasia pribadi terbongkar oleh karena mulut sendiri.

Karena nila setitik, rusak susu sebelanga
Artinya: Hanya karena kesalahan kecil yang nampak tiada artinya seluruh persoalan menjadi kacau dan berantakan.

Kasih anak sepanjang galah, kasih ibu sepanjang jalan
Artinya: Kasih ibu kepada anaknya tidak terbatas, tetapi kasih anak pada ibunya kecil sekali.

Kata banyak, kata bergalau
Artinya: Kata orang ramai itu kacau saja, tidak dapat dipegang benar.

Ke gunung sama mendaki, ke lurah sama menurun
Artinya: Bersama di masa baik dan buruk.

Kebesaran air
Artinya: Tak tahu apa yang diperbuat.

Kecil dikandung ibu, besar dikandung adat, mati dikandung tanah
Artinya: Manusia itu selalu terikat pada tata-tertib masyarakat, tidak pernah terbebas sama sekali.

Kecil-kecil anak, sudah besar menjadi onak
Artinya: Saat kecil bertingkah laku manis, saat besar bertingkah laku jelek.

Kecil-kecil lada padi
Artinya: Biarpun kecil namun berani; biar orang kecil tetapi mempunyai kemampuan besar untuk hal tertentu.

Keluar mulut harimau, masuk mulut buaya
Artinya: (untuk menggambarkan seseorang yang baru saja keluar dari situasi genting hanya untuk mendapatkan ke lain situasi genting.)

Kemarau setahun dihapuskan hujan sehari
Artinya: Kebaikan yang banyak dihapuskan oleh kejahatan yang sedikit (kebaikan yang panjang dihapus dengan kejelekan yang pendek).

Kepala boleh panas, tetapi hati harus tetap dingin
Artinya: Sebuah perselisihan hanya bisa diselesaikan dengan mendiskusikan masalah secara terbuka dan tenang.

Kepala sama hitam, isi hati siapa tahu
Artinya: Sebuah cara berpikir yang berbeda pada setiap orang.

Ketika ada sama dimakan, waktu tak ada sama ditahan
Artinya: Bahagia atau menderita selalu dialami bersama-sama.

Ketika ada jangan dimakan, telah habis maka dimakan
Artinya: 
1. Uang tabungan janganlah dihambur-hamburkan, agar kelak tidak menderita kesusahan sendiri.
2. Simpanan, bila tak ada mata pencaharian lagi barulah dipergunakan harta simpanan itu (nasihat supaya berhemat).

Kura-kura dalam perahu, pura-pura tidak tahu
Artinya: Orang-orang mengatakan itu untuk menyiratkan seseorang yang tahu lebih banyak daripada membiarkan.


Peribahasa Abjad F, G, H


Abjad F

Fajar menyingsing, elang menyongsong
Artinya: Sambutlah hari dengan semangat berusaha/bekerja yang gigih/kuat.

Abjad G

Gabak di hulu tanda akan hujan
Artinya: Suatu hal/huru-hara akan terjadi karena sudah tampak tanda-tanda ke arah sana.

Gajah di pelupuk mata tidak tampak, kuman di seberang lautan tampak
Artinya: Berarti kebenaran seseorang yang jelas ada tidak di bicarakan namun kesalahan yang sangat kecil dibesar-besarkan.

Gajah derum tengah rumah
Artinya: Kedatangan tamu orang besar.

Gajah dialahkan oleh pelanduk
Artinya: Orang besar dapat dikalahkan oleh orang cerdik.

Gajah ditelan ular lidi
Artinya: Anak orang besar jatuh cinta kepada anak orang kecil/rendah.

Gajah mati karena gadingnya
Artinya: Orang sering mendapat kesusahan/kesukaran justru karena kelebihan yang ada padanya.

Gajah mati tinggalkan gading, harimau mati tinggalkan belang
Artinya: Orang meninggal selalu meninggalkan hal hal yang baik maupun buruk yang selalu diingat orang.

Gajah mati tulang setimbun
Artinya: Orang besar/kaya yang meninggal akan meninggalkan banyak harta pusaka.

Gajah sama gajah berjuang, pelanduk mati di tengah-tengah
Artinya: 
1. Orang-orang besar berkelahi, orang kecil yang menjadi korbannya.
2. Negara berperang, rakyat yang menjadi korbannya.

Gali lubang, tutup lubang
Artinya: Mengambil atau mencari hutang baru untuk membayar hutang yang lama.

Gayung bersambut, kata berjawab
Artinya: 
1. Tak ada pertanyaan/persoalan yang tak dapat dijawab oleh orang arif.
2. Permintaan yang dilontarkan segera dipenuhi oleh orang tempat kita meminta.
3. Setiap orang harus mempertahankan dirinya.

Geleng bukan, angguk ia
Artinya: Mengangguk untuk menyatakan bukan; yang dikatakan tak sama dengan yang ada dalam hati.

Geleng serupa cupak hanyut
Artinya: Sombong/angkuh; kalau berjalan tampak benar sikap angkuh dan sombongnya itu.

Genting menanti putus, biang menanti tembuk
Artinya: 
1. Keadaan yang sudah kritis, misalnya: sebentar lagi pecah perang; sebentar lagi cerai suami-istri.
2. Tegang, berbahaya.
3. Hampir putus (tentang bagian yang mengaus dari suatu benda, misalnya: benang dan tali).

Getah terbangkit kuaran tiba
Artinya: Salah perhitungan/rancangan.

Getikkan puru dibibir
Artinya: 
1. Perbuatan yang menambah kesukaran pada diri sendiri.
2. Benci kepada anak dan istri, makin dibenci makin menyusahkan.

Gila di abun
Artinya: Mengangankan sesuatu yang tak mungkin tercapai.

Guru kencing berdiri, murid kencing berlari
Artinya: 
1. Murid biasanya bulat-bulat mencontoh gurunya, maka guru sebaiknya jangan memberikan contoh yang buruk.
2. Menjadi tokoh panutan di masyarakat/pejabat negeri hendaknya jangan sampai memberi contoh yang buruk.

Abjad H

Habis adat dengan kerelaan, hilang adat tegal mufakat
Artinya: Adat lama boleh saja tidak dituruti apabila ada kata sepakat (tegal mufakat).

Habis beralur, maka beralu-alu
Artinya: Setelah upaya perundingan berkali-kali gagal, barulah boleh mengambil jalan kekerasan.

Habis manis sepah dibuang
Artinya: 
1. Dibuang setelah tidak dipakai lagi.
2. Sesuatu disimpan pada saat diperlukan saja, dan dibuang jika tidak diperlukan lagi.
3. Selagi masih digunakan dirawat dengan baik, tetapi bila tidak dipergunakan lagi dicampakkan begitu saja.

Hafal kaji karena diulang, pasar jalan karena ditempuh
Artinya: Semua pekerjaan akan menjadi lancar/mahir jika selalu dilakukan berulang kali.

Hampa berat menjadi sekam
Artinya: 
1. Karena banyaknya sesuatu yang dimiliki, maka tidak peduli kalau ada yang tersia-sia ataupun yang hilang dari padanya.
2. Sifat mubazir.

Hancur badan dikandung tanah, budi baik terkenang jua
Artinya: Meski jasad manusia sudah tidak berbentuk lagi, jika manusia ini pernah melakukan budi baik maka orang lain pasti masih mengingat budi baiknya itu.

Harap akan anak buta mata sebelah, harap akan teman buta mata keduanya
Artinya: Percaya kepada anak sendiri bisa jadi tertipu sedikit, namun percaya kepada teman bisa tertipu sama sekali.

Harap pada yang ada, cemas pada yang tidak ada
Artinya: Orang yang tidak memiliki kesabaran.

Harapkan burung terbang tinggi, punai di tangan dilepaskan
Artinya: Terlalu mengharapkan keuntungan yang belum pasti, yang sudah ada ditangan disia-siakan, akhirnya yang manapun tidak dapat.

Harapkan guntur di langit, air di tempayan dicurahkan
Artinya: Terlalu mengharapkan keuntungan yang belum pasti, yang sudah ada ditangan disia-siakan, akhirnya yang manapun tidak dapat.

Harimau mengaum takkan menangkap
Artinya: Orang yang mengancam lebih dahulu biasanya tidak berbahaya.

Hari pagi dikejar-kejar, hari petang dibuang-buang
Artinya: Selagi waktu masih banyak tidak dimanfaatkan, ketika waktu sudah tinggal sedikit barulah kalang-kabut.

Harum menghilangkan bau
Artinya: Nama yang baik itu menghilangkan kejahatan/kejelekan sebelumnya.

Harum seperti malaikat lalu
Artinya: Sangat harum; sangat banyak memakai wewangian.

Hasrat hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai
Artinya: Ingin mencapai sesuatu, sayangnya syaratnya untuk itu tidak ada atau tidak dipunyai.

Hati bagai baling-baling
Artinya: Orang yang tak teguh pendiriannya; selalu berubah-ubah.

Hati gajah sama dilapah, hati tungau sama dicecah
Artinya: Hasil yang diperoleh dibagi sama, bila diperoleh banyak maka sama-sama mendapat banyak, bila sedikit maka sama-sama sedikit pula.

Hati gatal, mata digaruk
Artinya: Sangat ingin, tetapi tak mempunyai syarat untuk mendapatkan keinginan tersebut.

Hemat pangkal kaya
Artinya: 
1. Orang yang selalu berhemat akan menjadi kaya.
2. Bila ingin kaya, hendaklah berhemat. Bila bersikap boros hanya akan menambah hutang.

Hendak air pancuran terbit
Artinya: Yang diperoleh lebih daripada yang dikehendaki.

Hendak menangguk ikan, tertangguk pada batang
Artinya: Mengharapkan keuntungan, namun kerugian yang diperoleh.

Hendak ulam, pucuk menjulai
Artinya: Sangat beruntung; mendapatkan sesuatu lebih dari apa yang diharapkan.

Hidung dicium pipi digigit
Artinya: 
1. Kasih sayang semu.
2. Pura-pura.

Hidup dikandung adat, mati dikandung tanah
Artinya: 
1. Orang yang hidup di suatu tempat harus mematuhi norma yang berlaku di masyarakat.
2. Setiap orang harus menaati adat selama hidupnya dan ingat bahwa ia akan mati.

Hidup enggan mati tak mau
Artinya: Hidup yang sangat menderita, misalnya: melarat karena sangat miskin atau sakit-sakitan terus.

Hidup seperti anjing dengan kucing
Artinya: 
1. Kehidupan yang selalu diisi dengan pertengkaran/perselisihan.
2. Kehidupan yang tidak pernah tenteram.
3. Seseorang yang bertengkar terus-menerus.

Hidup seperti umang-umang
Artinya: Kehidupan yang sangat miskin.

Hidup tolong-menolong, sandar-menyandar
Artinya: Orang yang hidup seharusnya saling bantu membantu.

Hidup tolong-menolong, sandar-menyandar
Artinya: Orang yang hidup seharusnya saling bantu membantu.

Hilang di mata di hati jangan
Artinya: Walaupun tempat tinggal sudah berjauhan namun jangan saling melupakan.

Hilang geli oleh gelitik, hilang bisa oleh biasa
Artinya: Mula-mula tidak menyenangkan dan membuat malu, tetapi lama-kelamaan semua perasaan itu lenyap.

Hujan berpohon, panas berasal
Artinya: Segala sesuatu kejadian itu pasti ada sebab musababnya.

Hujan tak sekali jatuh, simpai tak sekali erat
Artinya: Kerja itu harus berangsur-angsur, takkan selalu dapat selesai sekaligus semuanya.

Hujan turun, kambing lari
Artinya: 
1. Suatu ungkapan untuk mengakhiri suatu kisah/dongeng.
2. Habis cerita.

Hulu malang pangkal celaka
Artinya: Asal-mula kesialan tersebut.

Kakanda Redi; Resa dilukis

Kakanda Redi; Resa dilukis
Anak Papito udah gede. Tambah cantik :-*

Kakanda Redi - Dinda Risti - Rhein Reisyaristie

Kakanda Redi - Dinda Risti - Rhein Reisyaristie
Pulang dari Pantai Kinjil, Ketapang

Kakanda Redi; Rhein Reisyaristie

Kakanda Redi; Rhein Reisyaristie
Ada kucing kesayangan Resa nih.

Kakanda Redi; Resa

Kakanda Redi; Resa
Resa di ruang kerja Mr. Obama

Pondok Es Krim RESA Mempawah

Pondok Es Krim RESA Mempawah
Di-launching tanggal 12 Juni 2017

Kakanda Redi: SAYA INDONESIA SAYA PANCASILA

Kakanda Redi: SAYA INDONESIA SAYA PANCASILA
Memperingati Hari Lahir Pancasila 01 Juni 2017

Pondok Es Krim Resa Mempawah

Pondok Es Krim Resa Mempawah
Kami menawarkan tempat nongkrong lesehan yang Insyaallah nyaman dan santai. Mari berkunjung di pondok kami. Jalan Bahagia Komp. Ruko 8 Pintu, Mempawah.

Istri Kakanda Redi: SAYA INDONESIA SAYA PANCASILA

Istri Kakanda Redi: SAYA INDONESIA SAYA PANCASILA
Dinda Risti turut memperingati Hari Lahir Pancasila 01 Juni 2017

Anak Kakanda Redi: SAYA INDONESIA SAYA PANCASILA

Anak Kakanda Redi: SAYA INDONESIA SAYA PANCASILA
Rhein Reisyaristie turut memperingati Hari Lahir Pancasila 01 Juni 2017

Mas Redi dan De' Yun

Mas Redi dan De' Yun
Lagi jalan-jalan di Wisata Nusantara Mempawah