Pay: Malam ini aku ingin melukis wajahmu, Herlina
Malam
ini aku ingin melukis wajahmu. Sebab dua mata yang kau tancapkan di dua
mataku, terasa menikam begitu tajam. Sebab lengkung senyum dari tipis
bibirmu, telah meriwayatkan rindu tak terbantahkan. Aku setuju saat kau
memproklamasikan tak mampu memoleskan make-up di wajah ovalmu, sebab
tajam mata dan lengkung senyum itu telah jadi daya pikat yang tak perlu
direkayasa. Bukankah make-up menjadikan kita terasa sulit menerjemahkan
kesederhanaan?
Malam ini aku ingin melukis wajahmu. Serupa
sunyi di celah gerai gerimis. Seperti melodi dari kerik jangkrik.
Wajahmu begitu ritmis. Magis. Tak cukup jika hanya disebut manis. Lihat
dua cembung di pipimu. Seperti tanda Tanya yang selalu membuat dada
berdebar-debar. Lihat hitam pekat lebat rambutmu. Seperti keterdiaman
panjang malam yang tenang.
Malam ini, wajahmu siap kulukis.
Herlina, jika kelak lukisan wajahmu selesai. Akan kupajang pada dinding
malam yang lengang. Ya, lengang. Begitu lengang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar