: aku menoleh lagi kebelakang, mencari tanda
kepada sahabat, yang sekarang ‘entah dimana’!
bila nanti kutemu lagi kamu
biar sesekali kubawa serta senyap lewat sepucuk senja
senyap yang entah kapan mulai terasa
hanya senja yang tau, yang merasa
sementara lembar kenang ini kian tercabik
menyerpih: MENYERPIH
luka mencabik
perih tertinggal lama: berdarah-darah
bahkan di masing mata kita
kitapun kian menyerpih
kian mengecil
kian memudar: entah kenapa
entah kenapa: sepi terasa lekat mengarca, membatu
yang sungguh sayang, tak lagi kukenal kamu
sebagai Jonggrang yang tersipu
kita: kamu, juga aku, kian kaku
juga musim-musim yang semakin jadi getir
melangkah terpejam, melangkah memejam
rindu menyentuhmu lagi kian dalam
misal, misal tak pernah kuceritakan kepadamu tentang senja: sepucuk saja
barangkali senyap ini tak mencabik
tak menyerpih
tak berdarah-darah
yang entah: sampai bila!
13 September 2011
01.07 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar