di tepi telaga ini: mengeja rupamu lagi
belum kutemu sembarang makna
meski riuh kubuat kecipak di airnya
juga malam ini
terasa sunyi masih berguguran
menutupi merah mawar yang lekas benar jadi pudar
yang tak sempat kuselipkan di telingamu
sebab detak resah masih berlompatan
tenggelam dalam kenang telagamu
dan saat sampai di tepinya
tawamu menjelma kidung
juga bungkamku yang tak sempat melontar tanya
:harus kusemai kembang apalagi, Maria
agar malam di tepi telagamu tak lewat sia-sia?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar