: lin…
aku
mencintaimu…
kunyanyikan
syair itu berulang kali dalam sepi
dalam gelap
yang membungkam suara nyeri tentang nyanyian patah hati
tapi kau
hanya diam. diam dalam remang hayalku yang lebur jadi puisi
dan ketika
rasa itu bertepuk sendiri tak bersuara
tinggal aku yang bertanya: akankah seutas harap kosong sebagai tujunya?
tinggal aku yang bertanya: akankah seutas harap kosong sebagai tujunya?
lantas
akankah aku mengembara menjelma sebagai pungguk yang putus asa?
aku hanya
berharap aku tak hidup dalam sebuah mimpi tak berpenghuni
sebuah mimpi
yang terkadang terus mencabik-cabik perasaan dan sesekali memaksa air mata
menetes, menderas, melumpuhkan segala harap. ah... terlalu jauh engkau
terlalu
halus engkau, hingga tangan tak kuasa untuk sekedar meraba...
aku paham.
meraba datangmu hanya tinggal kenang.
aku
berteriak pada malam: pergi saja kau wahai pengacau jagat hati nan kelam
musnahkan
bangkai-bangkai mimpi kelabu di pinggir karam
tapi tidak.
kini bangkai-bangkai itu adalah wajahku yang tergambar dalam resah. kini
bangkai-bangkai itu adalah rinduku yang tertahan dalam gundah. apa yang harus
aku lakukan, lin? haruskah aku berbaring untuk selamanya menjelma sebagai
bangkai agar kau percaya bahwa malam ini syair itu terus kunyanyikan berulang
kali dalam sepi?
harus aku
katakan berapa kali agar kau mengerti, lin
bahwa sisa
hidup ini hanya bagimu, peri dalam negeri mimpiku
tapi toh aku
paham
tapi toh aku
tetap tidak rela ketika munafik menari di sudut bibirmu
hanya untuk
melukis garisan senyum di wajahku
oh tidak,
tidak…
kau… terlalu
halus untuk mencatat sebuah sandiwara cinta
dimana kau
adalah pemeran utamanya
aku? ah,
sudahlah lin…
kini biar
kugambar sendiri reranting kering yang patah. reranting tempatku hinggap lalu
terjatuh sendiri. sepi. setelah kalah oleh sebuah pengakuan yang tenang.
ah, lin...
bahkan ujung
kuasku pun turut patah, tak mampu lagi melukis senyummu di sore itu
lin…
kini kau
adalah nyanyiku dalam sepi
kini kau
adalah nyanyiku saat patah hati
Mempawah –
Pontianak
28 desember
2013
13.12 wib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar