Sajak Kakanda Redi
: tentang petuah Pak Kung untuk aku di masa nanti
sembari aku
telusuri jalan ini
yang sangat
penuh sesak dengan
tanaman berduri
aku
terkantuk meski masih senantiasa
berdiri
pada usiaku
yang masih sangat pagi
aku
dicemooh sekitar
kelapa,
ketela, cemara, dan entah apa
lagi
: hei, telapak
kakimu masih terlalu
tipis buat menjejaki
semak belukar ini
sembari
menebaskan sabit tua
membuka
jalan bagi kami berdua
kakekku
berjalan tegar
mengayunkan
sabit
ia hafal
benar
inilah
rumahnya
inilah
kerajaannya
inilah
sahabat karibnya
alam
mengirim angin
mengipasinya
mengusapkan
peluhnya
aku
mencoret-coret langit
dengan kuas
sabut kelapa
bekas
tebasan sabitnya
yang barusan
kami hirup airnya
yang seperti
inipun,
ha…ha…ha…
aku belum
bisa
tapi ia
memberiku dongeng
bukan kisah masa
silam
tapi tiga
bait sajak untuk kubawa
kala
aku kelak seusianya
"ini kerajaan
kita
akan jaya
bila kamu sudah bisa
mengupas kelapa
anak-anakmu
akan suka
saat
kau bercerita seperti ini
saat aku
juga sudah harus pergi
mengintipmu
dari langit yang kau
coret-coret
dengan kuas sabut
kelapa tadi"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar