entah sudah purnama keberapa, cantik
kita sama turunkan layar setiap malam menjelang
perjalanan sesiang tadi mulai menyisakan kenang
tentang seikat senja yang menyemburat
tentang tentang jemari kita yang senantiasa menggenggam
bahkan ketika pagi esok mulai muncul
kita paham benar bahwa cinta di cangkir kita selalu mengepul
aku juga seringkali lupa
tentang makna temali yang kita tambatkan kemarin sore
kecuali setelah kau membukanya
dalam kerjap mata
dalam kecup sederhana, kerap kau bilang
: sebentar kita akan berlayar lagi, kanda
lantas segera angin bikin koyak layar perahu kita
gelombang menyisir
gelap menyekat tatap
jangkar hanyut entah kemana
nahkoda nyaris gelap mata
tapi matamu meneduhkan badai, cantik
: tak ketemu kita gelombang jika tidak kita di samudera
tinggal aku yang terkesima
ah, cantik
badai gelombang sudah tenggelam
senjakala selalu menerbitkan pengharapan
: untuk apa kita sama menenggelamkan senja
jika tidak untuk memulai lagi perjalanan selanjutnya?
tinggal aku yang siap memejamkan mata.
Mempawah, 12 Juni 2012
sajak sederhana
bagi istriku yang berulang tahun hari ini
“kemanapun perjalanan kita mencari tuju
asal dengan kamu, cantik
kakanda siap serta selalu…”
Label
SAJAK
(89)
KARYA KAKANDA REDI
(60)
CERITA PENDEK
(59)
GALERI
(49)
KISAH
(47)
KARYA TEMEN
(24)
ARTIKEL
(13)
MATERI PELAJARAN BAHASA INDONESIA
(11)
JALAN-JALAN
(10)
PROFIL SASTRAWAN
(4)
NOVEL
(3)
LIRIK LAGU BAGUS
(1)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar