Kamis, 22 Agustus 2013
Semalam aku kembali tak dapat tidur. Pinggangku bereaksi lagi. Sakit dan nyeri keparat itu menyerang lagi. Aku hanya bisa menggelepar sendirian di dalam kamar. Aku merasakan ada beberapa tetes air bening di pelupuk mata. Aku menangis. Tuhan, ini sungguh sakit sekali. Mohon ampun jika ada salah dan khilafku selama ini...
Istriku datang dari Mempawah jam 9 pagi. Kata istriku, putri kecil kami semalam tak tentu tidur. Sebentar-sebentar terbangun. Oh, betapa anak sekecil itu sudah punya firasat yang kuat.
Pagi ini juga aku berangkat ke RS Santo Antonius Pontianak. Istriku yang menemani. Aku langsung ke dokter ahli penyakit dalam, Dr. Marbun namanya. Seperti yang sudah-sudah, aku ditanya-tanya, dia mencatat sesuatu yang tak jelas tulisannya, men-check list lembar yang lainnya lagi, dan itu banyak sekali. Akhirnya, aku diminta untuk menebus obat lagi.
Kali ini, uang Rp 771.000 berpindah tangan dengan santai. Aku hanya bisa melongo, bengong, dan menyesal. Sakit ini, sungguh, membuatku benci setengah mati.
Malamnya, selepas Isya, aku diurut. Barangkali sakitku ini lantaran ada urat di pinggangku yang salah posisi. Siapa tau dengan di urut bisa bener lagi, dan tidak sakit lagi. Untuk biaya urut saja, Rp 60.000 harus say goodbye dengan indahnya.
Ya Allah, sembuhkanlah aku...
Label
SAJAK
(89)
KARYA KAKANDA REDI
(60)
CERITA PENDEK
(59)
GALERI
(49)
KISAH
(47)
KARYA TEMEN
(24)
ARTIKEL
(13)
MATERI PELAJARAN BAHASA INDONESIA
(11)
JALAN-JALAN
(10)
PROFIL SASTRAWAN
(4)
NOVEL
(3)
LIRIK LAGU BAGUS
(1)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar