*pernah dimuat di www.sayap-imaji.com
TENANGLAH TENANG, ANGELICA
pada tepi kota-kota yang sepi, malam telah sampai
perjalanan telah selesai
tapi rindu terus memburu temu
memaki tik-tok jarum jam yang terseok-seok
memberi rentang jarak bagi sebuah jumpa
tenanglah, angelica
tak ada yang sia-sia dari setiap kecupan-kecupan mesra
cinta tak akan pernah membentang jurang
cinta tak akan pernah memberi sesat
angelica, pada kecup yang paling sunyi, rasa telah sampai
pencarian telah selesai
terjal perjalanan itu hanyalah bebatu
sedang rindu hanyalah keresahan-keresahan
dan kau; jawab dari segala doa yang terpanjatkan
ANGELICA, ADA APA?
telah kunyalakan lampu-lampu pada bilik dadaku yang sepi
tapi kau malah memadamkannya
lalu pergi
telah kusiapkan telaga bening di mataku untuk kau membasuh diri
tapi kau malah memilih hujan air mata
angelica, ada apa?
PULANGLAH ANGELICA, PULANGLAH
hujan di beranda. hujan di jalan-jalan
tanah basah. mencipta jejak-jejak kepergian
mengabarkan duka bagi malam-malam sendirian
pulanglah angelica, pulanglah
pada rumah yang kehilangan cahaya lampu
pada mata yang rindu kenangan masa lalu
DI DEPAN PINTU, ANGELICA
di depan pintu, angelica. malam kian menua
nyanyian kenangan berkelebat
menarik jatuh air mata
di depan pintu, angelica. angin turun sepoi-sepoi
wajahmu kian lekat pada sajak-sajak pedih
air mata jatuh lagi
di depan pintu, angelica. malam hampir jadi pagi
kutunggu kau. meski percaya dalam hati
kau tak akan pulang lagi
BARANGKALI, ANGELICA
kutata rindu-rindu yang terserak. kenangan-kenangan perjumpaan
senyummu. hangat sebuah genggaman
barangkali tiba-tiba saja kau pulang, angelica
maka kau akan tau
bahwa jatuh cinta kepadamu adalah kerjap mata yang tak ada sudahnya
sampai usai perjalanan usia
[pontianak]
01 – 2017
Kakanda Redi bergiat secara aktif di Forum Sastra
Kalimantan Barat. Menulis cerita pendek, novel, puisi, dan cerita anak.
Tulisan-tulisannya disiarkan di beberapa koran lokal dan di beberapa
antologi. Puisinya masuk dalam antologi puisi Suara Lima Negara, sebuah antologi puisi penyair lima negara Asia Tenggara (Tuas Media, 2012) dan Bayang-bayang Tembawang,
sebuah antologi puisi 44 penulis lintas generasi Kalimantan Barat
(Pijar Publishing, 2015). Saat ini menetap di Mempawah, Kalimantan
Barat.
Label
SAJAK
(89)
KARYA KAKANDA REDI
(60)
CERITA PENDEK
(59)
GALERI
(49)
KISAH
(47)
KARYA TEMEN
(24)
ARTIKEL
(13)
MATERI PELAJARAN BAHASA INDONESIA
(11)
JALAN-JALAN
(10)
PROFIL SASTRAWAN
(4)
NOVEL
(3)
LIRIK LAGU BAGUS
(1)
Senin, 22 Mei 2017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar