Jumat, 16 Maret 2012

Seloka


Seloka merupakan bentuk puisi Melayu Klasik, berisikan pepetah maupun perumpamaan yang mengandung senda gurau, sindiran bahkan ejekan. Biasanya ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair, kadang-kadang dapat juga ditemui seloka yang ditulis lebih dari empat baris. Kata "seloka" diambil dari bahasa Sanskerta, sloka.

Contoh seloka 4 baris:

Sudah bertemu kasih sayang
Duduk terkurung malam siang
Hingga setapak tiada renggang
Tulang sendi habis berguncang

Contoh seloka lebih dari 4 baris:

Baik budi emak si Randang
Dagang lalu ditanakkan
Tiada berkayu rumah diruntuhkan
Anak pulang kelaparan
Anak dipangku diletakkan
Kera dihutan diberi makan


Rendra, Si Burung Merak yang Romantis

Rendra (Willibrordus Surendra Bawana Rendra), lahir di Solo, Jawa Tengah, 7 November 1935 – meninggal di Depok, Jawa Barat, 6 Agustus 2009 pada umur 73 tahun) adalah penyair ternama yang kerap dijuluki sebagai "Burung Merak". Ia mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta pada tahun 1967. Ketika kelompok teaternya kocar-kacir karena tekanan politik, kemudian ia mendirikan Bengkel Teater Rendra di Depok, pada bulan Oktober 1985. Semenjak masa kuliah ia sudah aktif menulis cerpen dan esai di berbagai majalah.

Nama Pena:WS Rendra

Nama Asal: Willibrordus Surendra Bawana Rendra

Nama Setelah Memeluk Islam:Wahyu Sulaiman Rendra

Memeluk Islam: 12 Agustus 1970
Seniman ini mengucapkan dua kalimat syahadah pada hari perkawinannya dengan Sitoresmi pada 12 Ogos 1970, dengan disaksikan dua lagi tokoh sastra Taufiq Ismail dan Ajip Rosidi.

Gelar: Si Burung Merak
Julukan si Burung Merak bermula ketika Rendra dan sahabatnya dari Australia berlibur di Kebun Binatang Gembiraloka, Yogyakarta. Di kandang merak, Rendra melihat seekor merak jantan berbuntut indah dikerubungi merak-merak betina. “Seperti itulah saya,” tutur Rendra spontan. Kala itu Rendra memiliki dua isteri, iaitu Ken Zuraida dan Sitoresmi.

Tempat Tanggal Lahir: Solo, Jawa Tengah, 7 November 1935.

Tanggal Meninggal Dunia: Kamis, 6 Agustus 2009 pukul 22.10 WIB di RS Mitra Keluarga, Depok.
Dimakamkan selepas solat Jumat 7 Agustus 2009 di TPU Bengkel Teater Rendra, Cipayung, Citayam, Depok.

Agama: Islam

Istri:
- Sunarti Suwandi (Menikah 31 Maret 1959 dikaruniai lima anak: Teddy Satya Nugraha, Andreas Wahyu Wahyana, Daniel Seta, Samuel Musa, dan Klara Sinta. Cerai 1981)
- Bendoro Raden Ayu Sitoresmi Prabuningrat (Nikah 12 Agustus 1970, dikaruniai empat anak: Yonas Salya, Sarah Drupadi, Naomi Srikandi, dan Rachel Saraswati. Cerai 1979)
- Ken Zuraida (dikaruniai dua anak: Isaias Sadewa dan Maryam Supraba).

Pendidikan:
• TK Marsudirini, Yayasan Kanisius.
• SD s/d SMU Katolik, St. Yosef, Solo - Tamat pada tahun 1955.
• Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Sastra dan Kebudayaan, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta - Tidak tamat.
• mendapat beasiswa American Academy of Dramatical Art (1964 - 1967).

Rendra sebagai sastrawan
Bakat sastra Rendra sudah mulai terlihat ketika ia duduk di bangku SMP. Saat itu ia sudah mulai menunjukkan kemampuannya dengan menulis puisi, cerita pendek dan drama untuk berbagai kegiatan sekolahnya. Bukan hanya menulis, ternyata ia juga piawai di atas panggung. Ia mementaskan beberapa dramanya, dan terutama tampil sebagai pembaca puisi yang sangat berbakat.

Ia petama kali mempublikasikan puisinya di media massa pada tahun 1952 melalui majalah Siasat. Setelah itu, puisi-puisinya pun lancar mengalir menghiasi berbagai majalah pada saat itu, seperti Kisah, Seni, Basis, Konfrontasi, dan Siasat Baru. Hal itu terus berlanjut seperti terlihat dalam majalah-majalah pada dekade selanjutnya, terutama majalah tahun 60-an dan tahun 70-an.

"Kaki Palsu" adalah drama pertamanya, dipentaskan ketika ia di SMP, dan “Orang-Orang di Tikungan Jalan” adalah drama pertamanya yang mendapat penghargaan dan hadiah pertama dari Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Yogyakarta. Pada saat itu ia sudah duduk di SMA. Penghargaan itu membuatnya sangat bergairah untuk berkarya. Prof. A. Teeuw, di dalam bukunya Sastra Indonesia Modern II (1989), berpendapat bahwa dalam sejarah kesusastraan Indonesia modern Rendra tidak termasuk ke dalam salah satu angkatan atau kelompok seperti Angkatan 45, Angkatan 60-an, atau Angkatan 70-an. Dari karya-karyanya terlihat bahwa ia mempunyai kepribadian dan kebebasan sendiri.
Karya-karya Rendra tidak hanya terkenal di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Banyak karyanya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing, di antaranya bahasa Inggris, Belanda, Jerman, Jepang dan India.

Ia juga aktif mengikuti festival-festival di luar negeri, di antaranya The Rotterdam International Poetry Festival (1971 dan 1979), The Valmiki International Poetry Festival, New Delhi (1985), Berliner Horizonte Festival, Berlin (1985), The First New York Festival Of the Arts (1988), Spoleto Festival, Melbourne, Vagarth World Poetry Festival, Bhopal (1989), World Poetry Festival, Kuala Lumpur (1992), dan Tokyo Festival (1995).

Penghargaan
• Hadiah Pertama Sayembara Penulisan Drama dari Bagian Kesenian Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Yogyakarta (1954)
• Hadiah Sastra Nasional BMKN (1956)
• Anugerah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia (1970)
• Hadiah Akademi Jakarta (1975)
• Hadiah Yayasan Buku Utama, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1976)
• Penghargaan Adam Malik (1989)
• The S.E.A. Write Award (1996)
• Penghargaan Achmad Bakri (2006).

Beberapa karya
Drama:
• Orang-orang di Tikungan Jalan (1954)
• Bib Bob Rambate Rate Rata (Teater Mini Kata) - 1967
• SEKDA (1977)
• Selamatan Anak Cucu Sulaiman (dimainkan 6 kali)
• Mastodon dan Burung Kondor (1972)
• Hamlet (terjemahan dari karya William Shakespeare, dengan judul yang sama)- dimainkan dua kali
• Macbeth (terjemahan dari karya William Shakespeare, dengan judul yang sama)
• Oedipus Sang Raja (terjemahan dari karya Sophokles, aslinya berjudul "Oedipus Rex")
• Lysistrata (terjemahan)
• Odipus di Kolonus (Odipus Mangkat) (terjemahan dari karya Sophokles,
• Antigone (terjemahan dari karya Sophokles,
• Kasidah Barzanji (dimainkan 2 kali)
• Lingkaran Kapur Putih
• Panembahan Reso (1986)
• Kisah Perjuangan Suku Naga (dimainkan 2 kali)
• Shalawat Barzanji
• Sobrat

Kumpulan Sajak/Puisi:
• Ballada Orang-Orang Tercinta (Kumpulan sajak)
• Blues untuk Bonnie
• Empat Kumpulan Sajak
• Sajak-sajak Sepatu Tua
• Mencari Bapak
• Perjalanan Bu Aminah
• Nyanyian Orang Urakan
• Pamphleten van een Dichter
• Potret Pembangunan Dalam Puisi
• Disebabkan Oleh Angin
• Orang Orang Rangkasbitung
• Rendra: Ballads and Blues Poem
• State of Emergency

Kepergian Rendra

Penyair ternama WS Rendra atau lebih terkenal dengan panggilan ‘Burung Merak’ meninggal dunia pada usia 74 tahun di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Depok, Jawa Barat, pukul 10 malam Kamis 6 Agustus 2009.
Penyair dan pelakon drama yang nama lengkapnya Wahyu Sulaiman Rendra meninggalkan 11 orang anak hasil dari tiga pernikahannya.
Rendra terkenal dengan sajak-sajaknya yang penuh dengan sindiran dan kritikan cukup mahir memainkan emosi penonton ketika melakukan pertunjukan.
Beliau yang lebih akrab dipanggil Willy mencurahkan sebahagian besar hidupnya terhadap dunia sastra dan teater. Menggubah serta mendeklamasi puisi, menulis skrip serta bermain drama merupakan kemahirannya yang tidak ada bandingan.
Hasil seni dan sastra yang digarap cukup dikenali oleh peminat seni dalam maupun dari luar negeri.

Wahyu Sulaiman Rendra bukanlah penyair biasa. Sajak dan puisinya padat dengan nada protes. Jadi tidak heranlah Pemerintah Indonesia pernah melarang karya beliau untuk dipertunjukkan pada tahun 1978.
Tidak hanya sajak dan puisi yang sering menyebabkan rasa terusik hati pemerintah, bahkan dramanya yang terkenal berjudul SEKDA dan Mastodon dan Burung Kondor juga menjadi sasaran.
Di samping karya berbau protes, sastrawan kelahiran Solo, 7 November 1935 ini juga sering menulis karya sastera yang menyuarakan kehidupan kelas bawah seperti puisinya yang berjudul Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta dan puisi Pesan Pencopet Kepada Pacarnya.
Beliau mengasah bakat di dalam bidang tersebut sejak menuntut di Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada. Pada saat itu cerpennya disiarkan di majalah seperti Mimbar Indonesia, Basis, Budaya Jaya dan Siasat.
Dia juga menimba ilmu di American Academy of Dramatical Art, New York, Amerika Syarikat. Sekembalinya dari Amerika pada tahun 1967, jejaka yang tinggi semampai dan berambut panjang itu mendirikan bengkel teater di Yogyakarta.

Tidak lama kemudian bengkel teater tersebut dipindahkan ke Citayam, Cipayung, Depok, Jawa Barat. Oleh kerna karya-karyanya yang begitu gemilang, Rendra beberapa kali pernah tampil dalam acara bertaraf internasional. Sajaknya yang berjudul Mencari Bapak, pernah dibacakannya dalam acara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-118 Mahatma Gandhi pada 2 Oktober 1987, di depan para undangan The Gandhi Memorial International School Jakarta.
Beliau juga pernah ikut serta dalam acara penutupan Festival Ampel Internasional 2004 yang berlangsung di halaman Masjid Al Akbar, Surabaya, Jawa Timur, 22 Julai 2004.

Meskipun sudah terkenal, ternyata masih banyak keinginan WS Rendra yang belum dipenuhi dan semua direkamkan dalam sebuah puisi yang dibuatnya beberapa hari sebelum Si Burung Merak tersebut menghembuskan nafasnya yang terakhir.
“Dia meninggalkan satu puisi, puisi itu menyebutkan bahawa masih banyak keinginannya tetapi dia tidak mampu. Jadi semangat masih ada tapi dia tidak mampu mengatasi situasi dirinya yang semakin lemah,” kata salah seorang sahabat Rendra, sastrawan Jose Rizal Manua.
Puisi itu dibuat Rendra ketika masih dirawat di rumah sakit dan puisi tersebut disampaikan oleh salah seorang anak perempuan Rendra.

Dari segi pernikahan – isteri pertama Rendra, Sunarti lebih dahulu meninggalkannya. Dari perkahwinan dengan Sunarti, Rendra dikurniai lima orang anak yaitu Tedy, Andre, Clarasinta, Daniel Seta dan Samuel.
Sementara istri keduanya bernama Sitoresmi. Rendra memiliki empat orang anak hasil perkawinan itu dan mereka ialah Yonas, Sara, Naomi dan Rachel. Namun Sitoresmi dan Rendra akhirnya bercerai. Ken Zuraida adalah wanita terakhir yang dinikahi Rendra dan memperoleh dua orang anak yaitu Isayasa Sadewa dan Mariam.
Kini dunia seni kehilangan sosok Rendra, tetapi Si Burung Merak itu akan terus menjadi inspirasi kepada generasi muda pencinta seni.

Puisi Terakhir WS Rendra

Aku lemas
Tapi berdaya
Aku tidak sambat rasa sakit
atau gatal
Aku pengin makan tajin
Aku tidak pernah sesak nafas
Tapi tubuhku tidak memuaskan
untuk punya posisi yang ideal dan wajar
Aku pengin membersihkan tubuhku
dari racun kimiawi
Aku ingin kembali pada jalan alam
Aku ingin meningkatkan pengabdian
kepada Allah
Tuhan, aku cinta padamu

~ Rendra menulis puisi ini saat ia terbaring di rumah sakit Mitra Keluarga, Depok, 31 Juli lalu.

Peribahasa Abjad B


Badai pasti berlalu
Artinya: Segala penderitaan pasti ada akhirnya.

Badak makan anaknya
Artinya:
1. Laki-laki yang merusakkan anaknya sendiri.
2. Membuat aib terhadap keluarga sendiri.

Bagai air dengan minyak
Artinya: Dua hal yang tidak bisa dipersatukan.

Bagai air di daun talas
Artinya:
1. Ketidakcocokan antara dua orang, seperti air yang ditaruh di atas daun talas akan terpisah.
2. Orang yang tidak mempunyai pendirian.

Bagai air titik ke batu
Artinya: Sukar sekali memberi nasihat kepada orang jahat.

Bagai alu pencungkil duri
Artinya: Pekerjaan yang sia-sia atau tidak mungkin dilakukan.

Bagai anjing beranak enam
Artinya: Orang yang sangat kurus sekali.

Bagai anjing melintang denai
Artinya: Sangat gembira.

Bagai anjing menyalak di ekor gajah
Artinya: Orang yang hina dan lemah hendak melawan orang yang besar dan kuat, tentu tak akan berhasil.

Bagai api dengan asap
Artinya:
1. Tak dapat bercerai lagi/selalu bersama-sama.
2. Berkasih-kasihan.

Bagai api dengan rabuk
Artinya: Berbahaya sekali bila diperdekatkan (misalnya : seperti gadis dengan jejaka).

Bagai aur dengan tebing
Artinya:  Saling tolong menolong; saling membantu.

Bagai aur di atas bukit
Artinya: Sukar disembunyikan oleh sebab mudah sekali dilihat orang.

Bagai ayam bertelur di padi
Artinya: Seseorang yang menyenangi hidup senang dan mewah.

Bagai ayam lepas bertaji
Artinya: Serba berbahaya; dilepas berbahaya, ikut dicampuri juga berbahaya.

Bagai bara dalam sekam
Artinya:
1. Perbuatan jahat yang tak tampak
2. Perasaan yang tersembunyi.

Bagai babi merasa gulai
Artinya:
1. Orang kecil yang beristrikan perempuan bangsawan.
2. Tidak setara.

Bagai bertanak di kuali
Artinya: Biaya yang dikeluarkan terlalu besar sehingga hasil yang diperoleh menjadi sedikit.

Bagai bulan kesiangan
Artinya: Paras rupa yang pucat (karena sakit ataupun patah hati).

Bagai bumi dan langit
Artinya: Dua hal yang mempunyai perbedaan yang sangat jauh. Contoh: Naik sepeda dengan naik mobil, kecepatannya "bagai bumi dan langit".

Bagai cendawan dibasuh
Artinya: (dikatakan kepada orang yang mukanya tiba-tiba berubah pucat sekali karena mendapat malu besar).

Bagai denai gajah lalu
Artinya: Kerusakan yang besar.

Bagai diiris dengan sembilu
Artinya: Suasana hati yang sangat pedih/sakit hati teramat sangat.

Bagai getah dibawa ke semak
Artinya: Perkara yang makin bertambah kusut.

Bagai hujan jatuh ke pasir
Artinya:
1. Nasihat yang diberi tidak berbekas.
2. Tidak ada guna berbuat baik kepada orang jahat.

Bagai inai dengan kuku
Artinya: Tidak pernah bercerai; tidak terpisahkan.

Bagai jampuk kesiangan
Artinya: Bingung; kehilangan akal tak tahu apa yang hendak diperbuat.

Bagai kacang lupa akan kulitnya
Artinya: Seseorang yang lupa akan asal-usulnya. Terutama seseorang yang berasal dari desa dan pergi ke kota, menjadi kaya atau memiliki jabatan tinggi, dan lupa daratan.

Bagai kambing dihela ke air
Artinya: Orang yang sangat enggan melaksanakan pekerjaan yang disuruhkan kepadanya.

Bagai kambing harga dua kupang
Artinya: Anak remaja (terutama anak perempuan) yang merasa dirinya sudah besar.

Bagai katak dalam tempurung
Artinya: Orang yang wawasannya tidak terlalu luas. Ia tidak tahu situasi lain, selain di sekitar tempatnya berada saja.

Bagai keluang bebar petang
Artinya: Berduyun-duyun, banyak sekali berkeliaran kesana kemari.

Bagai kena jelatang
Artinya: Orang yang sangat gelisah.

Bagai kerakap di atas batu, hidup segan mati tak mau
Artinya: Sangat sengsara; hidup melarat.

Bagai kerbau dicocok hidung
Artinya: Orang yang tidak punya pendirian atau hanya mengikut/mengekor saja.

Bagai kucing dengan panggang
Artinya: Berbahaya bila diperdekatkan (misalkan: lelaki dengan perempuan).

Bagai kucing dibawakan lidi
Artinya: Sangat ketakutan.

Bagai kucing menjemput api
Artinya: Kalau disuruh tetapi tidak kembali lagi.

Bagai kucing tak bermisai
Artinya:
1. Orang besar atau pejabat yang sudah berhenti dari jabatannya dan tidak ditakuti lagi.
2. Macan ompong (kias).

Bagai kucing tidur dibantal
Artinya: Sangat sejahtera; tidak takut akan kekurangan (rezeki, makanan, dll).

Bagai kuku dengan daging
Artinya: Selalu bersama-sama; dua orang yang tidak dapat terpisahkan (kekasih, sahabat karib, suami-istri).

Bagai kura dengan isi
Artinya: Sukar diceraikan; tidak pernah bercerai.

Bagai melepaskan anjing terjepit
Artinya: Tak tahu berterima kasih; sudah ditolong malah kita dimusuhinya.

Bagai makan buah simalakama
Artinya: Keadaan yang serba salah. Biasanya digunakan untuk orang yang sedang menghadapi dua pilihan, dan kedua-duanya akan menyebabkan orang tersebut mengalami hal yang buruk.

Kita akan berada diantara dua sisi mata uang yang sangat mustahil untuk di pilih tetapi ketika kita menyadarinya bahwa keduanya perlahan - lahan membunuh kita secara menyakitkan.

Buah Simalakama ikhtisar dari kejadian Baginda Nabi Adam Alaihissalam beserta istri beliau Siti Hawa tatkala beliau memakan buah kuldi terlena dengan kalam - kalam syaitan

Buah ini terlalu indah untuk dilihat, terlalu nikmat untuk dimakan, terlalu sempurna untuk dimiliki, ketika manusia telah menguasai buah tersebut sesungguhnya secara perlahan-lahan buah ini telah menyiksanya hingga tanpa sadar akan terasa menyedihkan di akhirnya.

Bagai membandarkan air ke bukit
Artinya: Mengerjakan sesuatu yang sulit dikerjakan atau sia-sia.

Bagai meminum air bercacing
Artinya: Seseorang yang enggan diajak mengerjakan sesuatu pekerjaan.

Bagai menampung air dengan limas pesuk
Artinya:
1. Perempuan yang pemboros; tak tersimpan sedikitpun harta pencaharian suami akibat keborosan istrinya.
2. Gaya hidup sangat boros.

Bagai mencincang air
Artinya: Melakukan perbuatan atau pekerjaan yang sia-sia.

Bagai mendapat durian runtuh
Artinya: Mendapatkan sesuatu tanpa disangka-sangka; memperoleh rezeki yang tak disangka.

Bagai mendapat gunung intan
Artinya: Sangat girang.

Bagai menegakkan benang basah
Artinya: Melakukan suatu pekerjaan yang mustahil akan berhasil, misalnya berusaha memenangkan perkara yang sudah jelas-jelas salah.

Bagai menggantang anak ayam
Artinya: Perbuatan yang sia-sia; pekerjaan yang sangat sukar.

Bagai mentimun dengan durian
Artinya: Orang yang lemah tidak berdaya untuk melawan orang yang berkuasa.

Bagai musang berbulu ayam
Artinya:
1. Orang jahat yang berpura-pura baik
2. Berpura-pura menolong namun niat sebenarnya menjerumuskan.

Bagai musuh dalam selimut
Artinya:
1. Orang terdekat yang diam-diam berkhianat.
2. Mempunyai musuh yang dekat dengan kita dan dapat mencelakai kita.
3. Musuh dalam kalangan sendiri.

Bagai orang kena miang
Artinya: Sangat gelisah karena mendapat malu ditengah orang banyak.

Seperti ilmu padi, kian berisi kian merunduk artinya:
Artinya:
1. Semakin tinggi ilmunya semakin rendah hatinya.
2. Kalau sudah pandai jangan sombong, selalulah rendah hati.

Bagai pagar makan tanaman
Artinya: Yang disuruh menjaga / mengawasi justru mengambil barang yang dijaga / diawasinya itu.

Bagai pelanduk di cerang rimba
Artinya: Sangat ketakutan; bingung tak tahu mau berbuat apa; kehilangan akal.

Bagai pelita kehabisan minyak
Artinya:
1. Sesuatu yang hampir mati.
2. Tidak diorganisasi dengan baik.

Bagai pinang dibelah dua
Artinya: Dua orang atau hal yang sama, dan tidak terlihat bedanya.

Bagai pintu tak berpasak, perahu tak berkemudi
Artinya: Sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya dibelakang hari.

Bagai pungguk merindukan bulan
Artinya:
1. Seseorang yang mencintai kekasihnya tetapi cintanya tidak berbalas.
2. Merindukan kekasih yang tak mungkin didapat karena perbedaan derajat.

Bagai roda berputar
Artinya: Yang kaya jatuh ke miskin dan yang miskin menjelit ke kaya.

Bagai semang kehilangan induk
Artinya: Orang yang bingung, tidak tahu tujuan karena kehilangan petunjuk/panutan.

Bagai tanduk diberkas
Artinya: Sukar bersatu karena berbeda paham dan pandangan.

Bagai telur di ujung tanduk
Artinya: Keadaan yang sangat membahayakan (kritis/genting).

Bagaimana biduk, bagaimana pengayuh
Artinya:
1. Bagaimana orang tua begitulah anaknya.
2. Bagaimana atasan begitulah bawahan (dalam satu perusahaan).

Bagaimana bunyi gendang, begitulah tepuk tarinya
Artinya: Menurut saja apa yang diperintahkan.

Bagaimana hari takkan hujan, katak betung berteriak selalu
Artinya:
1. Seseorang lelaki yang selalu datang kerumah perempuan dengan maksud tertentu, akhirnya kesampaian juga maksudnya.
2. Akhirnya tergoda juga.

Bahasa menunjukkan bangsa
Artinya:
1. Tabiat seseorang dapat dilihat dari cara bertutur kata mereka.
2. Kesopansantunan seseorang menunjukkan asal keluarganya.
3. Bahasa yang sempurna menunjukkan peradaban yang tinggi dari bangsa pemilik bahasa tersebut.

Bajak lalu ditanah yang lembut
Artinya: Orang yang lemah juga yang menjadi korban kecurangan atau kelaliman.

Baji dahan pembelah batang
Artinya: Orang kepercayaan kita yang kerap kali merugikan kita.

Bakar air ambil abunya
Artinya: Pekerjaan yang tidak akan pernah berhasil.

Barang tergenggam jatuh terlepas
Artinya: Bernasib sial, sesuatu yang sudah dimiliki hilang lagi.

Batu di pulau tiada berkajang jangan
Artinya: Mengerjakan pekerjaan yang sia-sia, yang kecil kemungkinan untuk berhasil.

Bayang-bayang sepanjang badan
Artinya: Belanja/pengeluaran hendaklah sesuai dengan keadaan dan kemampuannya.

Bayang-bayang sepanjang tubuh, selimut sepanjang badan
Artinya: Bijaksana dalam memberi perintah, sesuai dengan yang diperintahkan.

Bayang-bayang tidak sepanjang badan
Artinya: Berbuat sesuatu melebihi wewenangnya.

Beban berat, senggulung batu
Artinya: Pekerjaan / tanggungan cukup berat namun orang yang membantu ternyata malas / bodoh-bodoh semua.

Belajar di yang pintar, berguru di yang pandai
Artinya: Ilmu dari sumber yang tepat.

Belalang dapat menuai
Artinya: Sesuatu yang mudah sekali didapat sehingga menjadi tidak berharga.

Belum besar sudah diambak
Artinya: Belum menjadi apa - apa, sudah menyombongkan diri

Belum bergigi hendak mengunyah
Artinya: Belum mempunyai kekuasaan sudah hendak bertindak.

Belum beranak sudah ditimang
Artinya: Sudah bersenang-senang terlebih dahulu sebelum mencapai tujuan.

Belum bertaji hendak berkokok
Artinya: Belum mempunyai ilmu pengetahuan yang cukup sudah menyombongkan diri.

Belum diajun sudah tertarung
Artinya: Baru akan mulai melakukan pekerjaan, sudah mendapatkan kemalangan

Belum dipanjat asap kemenyan
Artinya: Umur sudah cukup tapi belum juga menikah.

Belum tahu akan pedas lada
Artinya: Anak muda yang belum mengenal pahit getirnya kehidupan.

Belum tentu, ayam masih disabung
Artinya: Masih ada harapan.

Belum tentu si upik si buyungnya
Artinya: Belum tahu; belum pasti bagaimana keadaannya.

Bengkok sedikit tak terluruskan
Artinya: Sangat keras kepala; tak mau mendengar nasihat orang.

Benih yang baik tak memilih tanah
Artinya: Orang yang berbakat dimanapun dia berada pasti akan maju.

Beraja dihati bersutan dimata
Artinya: Hanya menuruti kemauan sendiri saja.

Berakal ke lutut, berontak ke empu kaki
Artinya: Bertindak semaunya sendiri tanpa menghiraukan orang lain.

Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian
Artinya: Bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian.

Beranak kandung beranak tiri
Artinya:
1. Tidak adil.
2. Berat sebelah ketika memutuskan sesuatu hal/perkara.

Beranak menurut kata bidan
Artinya: Orang harus mendengar nasihat dari orang yang lebih tahu/ paham.

Beranak tak berbidan artinya:
Artinya:
1. Orang yang melakukan perbuatan gila-gilaan.
2. Melakukan perbuatan yang berpotensi membahayakan diri sendiri.

Berani karena benar, takut karena salah
Artinya: Seseorang yang jujur pasti akan berani untuk mengatakan hal yang sebenarnya, tetapi seseorang yang berbohong akan takut ketika ditanyakan hal yang sebenarnya.

Berapa berat mata memandang, berat jugalah bahu memikul
Artinya: Seberapa berat orang melihat penderitaan yang dialami, lebih berat orang yang langsung mengalami/menanggung penderitaan tersebut.

Berarak tiada berlari
Artinya: Mengerjakan pekerjaan haruslah sesuai dengan sifat pekerjaan/aturan mainnya.

Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing
Artinya:
1. Se-ia sekata, sehidup semati.
2. Persahabatan yang erat.
3. Senang dan susah dialami bersama.
4. Pekerjaan yang berat akan terasa ringan apabila dikerjakan bersama-sama.

Berbau bagai embacang
Artinya: Perbuatan yang jahat itu suatu saat akan diketahui oleh orang juga.

Berbelok kucing main daun
Artinya: Melakukan sesuatu dengan tangkas dan gagah.

Berdawat biar hitam
Artinya: Kalau berbuat sesuatu jangan kepalang tanggung; jangan setengah-setengah.

Berbenak ke empu kaki
Artinya: Tidak mempunyai rasa keadilan; hanya menggunakan kekerasan saja.

Berdiang di abu dingin
Artinya: Meminta pertolongan kepada orang miskin, (pasti tidak akan mendapatkan apa-apa dari saudara, tuan rumah, dan sebagainya).

Bergantung tiada bertali, bersalai tiada api
Artinya: Perempuan yang tidak di beri nafkah, namun tidak juga di ceraikan oleh suaminya.

Bergantung pada akar lapuk atau bergantung pada tali rapuh
Artinya: Mengharap suatu pertolongan dari seseorang yang kemungkinan besar tidak akan mampu.

Bergaduk-gaduk diri, saku-saku diterbangkan angin a
Artinya: Omong besar, suka membual, tetapi kantong kosong tidak berduit.

Berguru dulu sebelum bergurau
Artinya: Berusaha bersusah payah dahulu barulah dapat bersenang-senang.

Berguru ke padang datar, dapat rusa belang kaki
Lengkapnya adalah:
    Berguru ke padang datar, dapat rusa belang kaki
    Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi
Artinya: Jika melakukan sesuatu tidak boleh tanggung-tanggung/setengah-setengah

Berhakim kepada beruk
Artinya: Orang yang memutuskan perkara (hakim) sangat tamak sehingga kedua belah pihak yang bersengketa mendapat kerugian.

Berjagung-jagung sementara padi masak
Artinya: Berhematlah dahulu sebelum mendapat keuntungan yang besar.

Berjalan pelihara kaki, berkata pelihara lidah
Artinya: Selalu berhati-hati / waspada dalam sebarang pekerjaan / kegiatan agar tidak mendapat kesusahan di belakang hari.

Berjalan sampai ke batas, berlayar sampai ke pulau
Artinya: Setiap usaha hendaknya dikerjakan sampai tujuannya tercapai.

Berjenjang naik, bertangga turun
Artinya: Menurut aturan dan urutan yang sewajarnya.

Berkelahi dalam mimpi
Artinya: Mempertengkarkan sesuatu yang sudah selesai atau sesuatu yang tidak penting.

Berkelahi dengan perigi akhirnya mati dahaga
Artinya: Karena memusuhi orang yang dapat memberikan penghidupan/pertolongan kepada kita, akhirnya hidup kita melarat/sengsara.

Berkerat rotan berpatah arang
Artinya: Sudah memutuskan hubungan sama sekali.

Berkering air ludah
Artinya: Sia-sia saja menasehati/mengajari seseorang yang tidak mau mendengarkan/orang yang keras kepala.

Berlayar bernakhoda, berjalan bernan-tua
Artinya: Setiap melakukan pekerjaan/usaha hendaklah menuruti nasihat orang yang lebih berpengalaman.

Bermain air basah, bermain api terbakar
Artinya:
1. Setiap pekerjaan senantiasa ada untung ruginya.
2. Jika baik mendapat pahala, jika buruk dihukum.

Berniaga di ujung lidah
Artinya: Seseorang yang cerdik, tetapi hatinya tidak jujur

Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian
Artinya: Perbuatan yang walaupun terasa berat, namun dapat menghasilkan hasil yang baik di kemudian hari.
Contoh: menabung sebagian dari penghasilan. Walaupun di waktu menabung, kemampuan membeli seseorang berkurang, namun di kemudian hari, jumlah tabungannya dapat menjadi besar dan digunakan untuk hal-hal yang menyenangkan.

Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh artinya:
Artinya:
1. Sesuatu akan berhasil apabila dikerjakan bergotong-royong (bersama-sama).
2. Suatu kelompok/kaum/bangsa akan menjadi kuat dan maju apabila tidak terpecah belah.

Bersuluh matahari, bergelanggang di mata orang
Artinya: Sudah diketahui orang banyak dengan pasti.

Bersuluh menjemput api
Artinya: Sudah tahu masih bertanya juga.

Bertampuk boleh dijinjing, bertali boleh dieret
Artinya:
1. Perjanjian yang sudah dikuatkan dengan syarat dan jaminannya.
2. Sudah ada tanda - tanda yang dipakai sebagai pegangan.

Bertanam tebu di bibir
Artinya: Mempergunakan kata-kata yang manis dan muluk untuk membujuk.

Bertangkai boleh dijinjing
Artinya: Suatu persoalan yang sudah jelas duduk perkaranya.

Bertanjak baru bertinju
Artinya: Melakukan sesuatu menurut aturannya.

Bertemu beliung dengan ruyung
Artinya: Antara dua orang yang bermusuhan sama-sama kuat, sama-sama gagah.

Bertukar beruk dengan cigak
Artinya: Yang menggantikan sama buruknya dengan yang digantikan (pejabat, kepala pemerintahan, dsbnya).

Besar berudu dikubangan, besar buaya dilautan
Artinya: Setiap orang berkuasa di wilayahnya masing-masing atau dibidang keahliannya.

Besar diambak tinggi dianjung
Artinya: Mempunyai kedudukan tinggi karena dipermuliakan pengikutnya.

Besar kapal besar pula gelombangnya
Artinya: Makin tinggi kedudukan / jabatan makin besar pula tanggung jawabnya.

Besar kayu, besar bahannya
Artinya: Bila penghasilan besar biasanya pengeluarannya juga besar.

Besar pasak daripada tiang
Artinya: Lebih besar pengeluaran daripada penghasilan; boros.

Betung ditanam, aur tumbuh
Artinya: Hasil yang diperoleh tidak seperti yang diharapkan.

Biar alah sabung asalkan menang sosok
Artinya: Biar kalah asalkan kehormatan tetap terjaga / terpelihara.

Biar badan penat asal hati suka
Artinya: Biar badan terasa sakit karena menjalankan suatu pekerjaan, tetapi hati terasa bahagia.

Biar dahi berlumpur asal tanduk mengena
Artinya: Biarlah bersusah payah asalkan maksud dan tujuan tercapai.

Biar kalah sabung asalkan menang sorak
Artinya:
1. Biar kalah asal kehormatan tetap terjaga dan terpelihara.
2. Sebuah peribahasa untuk menghibur hati orang yang kalah.

Biar lambat asal selamat
Artinya:
1. Mengutamakan keselamatan dalam mencapai tujuan.
2. Sesuatu yang sudah pasti jangan digesa-gesakan agar hasil yang diperoleh lebih baik lagi.

Biar jatuh terletak, jangan jatuh terempas
Artinya: Kalau berhenti dari pekerjaan/jabatan lebih baik oleh karena permintaan sendiri, jangan menunggu sampai dipecat.

Biarpun kucing naik haji, pulang-pulang mengeong juga
Artinya: Kebiasaan turun temurun dari nenek moyang biasanya sukar sekali untuk diubah.

Bibir saya bukan diretak panas
Artinya:
1. Nasihat atau ramalan yang diberikan biasanya betul.
2. Pahit lidah.

Biduk lalu kiambang bertaut
Artinya:
1. Perselisihan antara dua orang bersaudara tidak perlu dicampuri oleh orang lain karena sebentar juga akan berdamai.
2. Perselisihan antara dua orang bersaudara, apabila dicampuri oleh pihak ketiga akan segera berakhir dengan perdamaian sedangkan pihak ketiga akan tersisih dan mendapatkan malu.

Biduk satu nakhkoda dua
Artinya: Pekerjaan yang dipimpin oleh dua orang.

Biduk upih, pengayuh bilah
Artinya: Tidak mempunyai daya upaya untuk memiliki sesuatu atau mencapai sesuatu maksud.

Binatang tahan palu, manusia tahan kias
Artinya: Mengajarkan kepada seseorang itu cukup dengan kiasan, sindiran dan ibarat saja, bukan dengan pukulan.

Bodoh-bodoh sepat, tak makan pancing emas
Artinya: Meskipun bodoh tetapi masih dapat memilih mana yang baik untuk dirinya.

Bondong air, bondong ikan
Artinya: Kemana arah pemimpin, kesana pulalah arah anak buahnya.

Buah yang manis berulat di dalamnya
Artinya: Hati-hati dengan perkataan yang manis biasanya mengandung maksud yang tidak baik.

Bukan air muara yang ditimba, sudah disauk dari hulunya
Artinya: Bukan hanya merupakan kabar bohong, tetapi berita yang berasal dari sumbernya.

Bukan biji tak mau tumbuh, tapi bumi tak mau terima
Artinya:
1. Sudah berusaha namun hasil yang diperoleh tidak ada.
2. Sudah meminta/memohon namun tidak dikabulkan atau ditolak.

Bulan naik matahari naik
Artinya: Mendapat keuntungan dari mana-mana.

Bulan terang dihutan
Artinya: Orang yang berpangkat/berkedudukan tinggi di negeri orang, tidak dilihat oleh sanak keluarganya.

Bumi mana yang tiada kena hujan
Artinya:
1. Setiap manusia tak luput dari kesalahan.
2. Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan.

Bungkuk sejengkal tidak terkedang
Artinya:
1. Tidak mau mendengarkan perkataan orang.
2. Keras kepala; ngotot.

Buruk muka cermin dibelah
Artinya:
1. Seseorang yang menyalahkan keadaannya yang buruk kepada orang lain, padahal kesalahannya sendirilah yang menyebabkan keadaannya.
2. Tidak mau mengakui kesalahan/kelemahan sendiri.

Burung terbang dipipiskan lada
Artinya: Keuntungan belum diperoleh ditangan, sudah dibagi-bagikan.

Busuk berbau, jatuh berdebuk
Artinya: Sesuatu yang jahat itu bagaimanapun disembunyikan suatu saat akan ketahuan juga.

Busuk-busuk embacang
Artinya: Orang yang tampak dari luar (lahiriah) seperti orang jahat/orang bodoh, namun ternyata hatinya baik/ilmu pengetahuannya tinggi.

Rabu, 14 Maret 2012

Chairil Anwar, dalam Sebuah Biografi Singkat

Masa Kecil
Chairil Anwar (lahir di Medan, Sumatera Utara, 26 Juli 1922 – meninggal di Jakarta, 28 April 1949 pada umur 26 tahun) atau dikenal sebagai "Si Binatang Jalang" (dari karyanya yang berjudul Aku [2]) adalah penyair terkemuka Indonesia. Bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, ia dinobatkan oleh H.B. Jassin sebagai pelopor Angkatan '45 dan puisi modern Indonesia.
Dilahirkan di Medan, Chairil Anwar merupakan anak tunggal. Ayahnya bernama Toeloes, mantan bupati Kabupaten Indragiri Riau, berasal dari Taeh Baruah, Limapuluh Kota, Sumatra Barat. Sedangkan ibunya Saleha, berasal dari Situjuh, Limapuluh Kota. Dia masih punya pertalian keluarga dengan Sutan Sjahrir, Perdana Menteri pertama Indonesia.

Chairil masuk sekolah Hollandsch-Inlandsche School (HIS), sekolah dasar untuk orang-orang pribumi waktu masa penjajahan Belanda. Dia kemudian meneruskan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), sekolah menengah pertama Hindia Belanda, tetapi dia keluar sebelum lulus. Dia mulai untuk menulis sebagai seorang remaja tetapi tak satupun puisi awalnya yang ditemukan.

Pada usia sembilan belas tahun, setelah perceraian orang-tuanya, Chairil pindah dengan ibunya ke Jakarta di mana dia berkenalan dengan dunia sastra. Meskipun pendidikannya tak selesai, Chairil menguasai bahasa Inggris, bahasa Belanda dan bahasa Jerman, dan dia mengisi jam-jamnya dengan membaca karya-karya pengarang internasional ternama, seperti: Rainer M. Rilke, W.H. Auden, Archibald MacLeish, H. Marsman, J. Slaurhoff dan Edgar du Perron. Penulis-penulis ini sangat mempengaruhi tulisannya dan secara tidak langsung mempengaruhi puisi tatanan kesusasteraan Indonesia.

Masa Dewasa
Nama Chairil mulai terkenal dalam dunia sastera setelah pemuatan tulisannya di "Majalah Nisan" pada tahun 1942, pada saat itu dia baru berusia dua puluh tahun. Hampir semua puisi-puisi yang dia tulis merujuk pada kematian. Chairil ketika menjadi penyiar radio Jepang di Jakarta jatuh cinta pada Sri Ayati tetapi hingga akhir hayatnya Chairil tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkannya. Puisi-puisinya beredar di atas kertas murah selama masa pendudukan Jepang di Indonesia dan tidak diterbitkan hingga tahun 1945.

Semua tulisannya yang asli, modifikasi, atau yang diduga diciplak dikompilasi dalam tiga buku : Deru Campur Debu (1949); Kerikil Tajam Yang Terampas dan Yang Putus (1949); dan Tiga Menguak Takdir (1950, kumpulan puisi dengan Asrul Sani dan Rivai Apin).

Akhir Hidup
Vitalitas puitis Chairil tidak pernah diimbangi kondisi fisiknya, yang bertambah lemah akibat gaya hidupnya yang semrawut. Sebelum dia bisa menginjak usia dua puluh tujuh tahun, dia sudah kena sejumlah penyakit. Chairil Anwar meninggal dalam usia muda karena penyakit TBC. Dia dikuburkan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta. Makamnya diziarahi oleh ribuan pengagumnya dari zaman ke zaman. Hari meninggalnya juga selalu diperingati sebagai Hari Chairil Anwar.

Karya Tulis Yang Diterbitkan
• Deru Campur Debu (1949)
• Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Putus (1949)
• Tiga Menguak Takdir (1950) (dengan Asrul Sani dan Rivai Apin)
• "Aku Ini Binatang Jalang: koleksi sajak 1942-1949", disunting oleh Pamusuk Eneste, kata penutup oleh Sapardi Djoko Damono (1986)
• Derai-derai Cemara (1998)
• Pulanglah Dia Si Anak Hilang (1948), terjemahan karya Andre Gide
• Kena Gempur (1951), terjemahan karya John Steinbeck

Terjemahan Ke Bahasa Asing
Karya-karya Chairil juga banyak diterjemahkan ke dalam bahasa asing, antara lain bahasa Inggris, Jerman dan Spanyol. Terjemahan karya-karyanya di antaranya adalah:
• "Sharp gravel, Indonesian poems", oleh Donna M. Dickinson (Berkeley? California, 1960)
• "Cuatro poemas indonesios [por] Amir Hamzah, Chairil Anwar, Walujati" (Madrid: Palma de Mallorca, 1962)
• Chairil Anwar: Selected Poems oleh Burton Raffel dan Nurdin Salam (New York, New Directions, 1963)
• "Only Dust: Three Modern Indonesian Poets", oleh Ulli Beier (Port Moresby [New Guinea]: Papua Pocket Poets, 1969)
• The Complete Poetry and Prose of Chairil Anwar, disunting dan diterjemahkan oleh Burton Raffel (Albany, State University of New York Press, 1970)
• The Complete Poems of Chairil Anwar, disunting dan diterjemahkan oleh Liaw Yock Fang, dengan bantuan H. B. Jassin (Singapore: University Education Press, 1974)
• Feuer und Asche: sämtliche Gedichte, Indonesisch/Deutsch oleh Walter Karwath (Wina: Octopus Verlag, 1978)
• The Voice of the Night: Complete Poetry and Prose of Chairil Anwar, oleh Burton Raffel (Athens, Ohio: Ohio University, Center for International Studies, 1993)

Profil Chairil Anwar

Lahir 26 Juli 1922 di Medan, Sumatera Utara, dan meninggal dunia 28 April 1949 di Jakarta. Pendidikannya: MULO, tapi tidak tamat. Dia pernah menjabat redaktur Gelanggang, ruang kebudayaan Siasat (1948-1949), dan redaktur Gema Suasana (1949).

Bukunya yang sudah terbit: Deru Campur Debu (1949), Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Putus (1949), kemudian keduanya disatukan dalam buku Aku Ini Binatang Jalang (1986) susunan Pamusuk Eneste. Lainnya, dalam antologi bersama Rivai Apin dan Asrul Sani, Tiga Menguak Takdir (1950). Puisinya yang lain, asli maupun saduran, terjemahan, dan prosanya dihimpun H.B. Jassin dalam buku Chairil Anwar Pelopor Angkatan ’45 (1956). Dia menulis puisi, esei dan menerjemahkan. Terjemahannya antara lain: Pulanglah Dia si Anak Hilang karya Andre Gide (1948) dan Kena Gempur karya John Steinbeck (1951). Puisi terjemahannya antara lain karya Rainer Maria Rilke, John Cornford, Hsu Chih-Mo, Conrad Aiken, Wystan Hugh Auden, Eduard Du Perron, Multatuli. Karya sadurannya dari Willem Elsschot dan Archibald MacLeish.

Puisi-puisi Chairil Anwar sudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing, antara lain Selected poems of Chairil Anwar (1962) dan The Complete Poetry and Prose of Chairil Anwar (1970) oleh Burton Raffel; The Complete Poems of Chairil Anwar (1974) oleh Liauw Yock Fang atas bantuan H.B. Jassin; dan Feuer und Asche (1978) oleh Walter karwarth ke dalam bahasa Jerman.

Sejumlah puisnya ada juga dalam Gema Tanah Air (1948) dan dalam Kesusastraan Indonesia di Masa Jepang (1948) keduanya susunan H.B. Jassin.

Peribahasa Abjad A

Berikut adalah beberapa peribahasa yang saya kumpulkan dari berbagai sumber. Mudah-mudahan ada gunanya buat yang baca.


Ada gula ada semut
Artinya:
1. beberapa hal di dunia ini amat sulit atau bahkan mustahil disembunyikan
2. beberapa hal di dunia ini selalu diikuti oleh konsekuensinya yang mustahil dihindari.

Ada air ada ikan
Artinya: Di manapun seseorang itu berusaha, tentu ada rezeki.

Ada aku dipandang hadap, tiada aku dipandang belakang
Artinya: Bila sedang berhadapan bermulut manis, tetapi bila berbelakang lain perkataannya.

Ada asap ada api
Artinya:
1. Beberapa hal di dunia ini amat sulit atau bahkan mustahil disembunyikan.
2. Jikalau sesuatu perkara dibicara oleh ramai orang, pastinya ada kebenarannya.

Ada bunga ada lebah
Artinya: Ada bunga ada lebah artinya adalah suatu tempat yang mendatangkan rezeki, pasti akan di datangi oleh banyak orang.

Ada nyawa ada rezeki
Artinya: Selama masih hidup maka seseorang akan tetap mendapat rezeki.

Ada nyawa, nyawa ikan
Artinya: Seseorang dalam kondisi payah; masih hidup belum mati, tetapi salah sedikit nyawa melayang.

Ada sama dimakan, tak ada sama ditahan
Artinya: Segala kesusahan dan kesenangan ditanggung bersama.

Ada uang abang sayang, tak ada uang abang melayang
Artinya: Kalau orang yang dicintai/dikasihi dapat rezeki maka orang tersebut akan dikasihi, dibelai, dimanja dan kalau rezeki berkurang dan tidak ada penambahan bahkan tidak ada maka orang tersebut tidak lagi dihiraukan (tidak disayang, dimanja lagi).

Ada ubi ada talas, ada budi ada balas
Artinya: Setiap perbuatan baik selalu ada ganjaran kebaikannya; setiap perbuatan jahat pasti ada balasannya.

Ada udang di balik batu
Artinya: Jika seseorang kelihatannya berbuat baik, belum tentu hatinya tulus. Bisa jadi ia memiliki maksud-maksud tertentu atau tersembunyi.

Ada umur ada rezeki
Artinya: Selama masih hidup rezeki dari Tuhan selalu ada.

Adakah air dalam tong itu berkocak, melainkan air yang setengah tong itu juga yang berkocak
Artinya: Orang yang pandai, tidak akan sombong hanya orang yang bodoh jua yang mau berbuat demikian.

Adakah dari telaga yang jernih mengalir air yang keruh?
Artinya: Adakah dari mulut orang yang baik keluar perkataan-perkataan yang keji?

Adakah duri dipertajam
Artinya: Apakah ada orang yang menolong untuk memperkuat musuhnya?

Adapun manikam itu jikalau jatuh ke dalam lumpur sekalipun, niscaya tiada akan hilang cahayanya
Artinya: Orang yang berasal baik itu, kalau bercampur dengan orang jahat atau jika ia menjadi orang melarat sekalipun, sifat dan bahasanya akan tetap baik.

Adat air cair, adat api panas
Artinya:
1. Tabiat; sudah demikianlah adanya.
2. Sesuatu itu memiliki sifat masing-masing.

Adat ayam ke lesung, adat itik ke pelimbahan
Artinya:
1. Tabiat yang turun temurun, sukar sekali mengubahnya.
2. Perempuan yang hina itu walaupun mempunyai suami orang baik-baik sifat hinanya sukar sekali hilang.

Adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah atau lengkapnya "Adat basandi syarak, syarak basandi kitabuLLah, syarak mangato adat mamakai".
Artinya:
1. Hukum adat berdasarkan hukum agama, hukum agama berdasarkan Alquran.
2. Segala perbuatan atau pekerjaan hendaknya selalu mengingat aturan adat dan agama, jangan hendaknya bertentangan antara satu dengan yang lainnya.

Adat diisi lembaga dituang
Artinya: Mengerjakan sesuatu dengan menurut adat kebiasaan yang terpakai.

Adat dunia balas-membalas, syariat palu-memalu
Artinya: Kebaikan hendaknya dibalas dengan kebaikan, kejahatan dibalas dengan kejahatan pula.

Adat hidup tolong-menolong, syariat palu-memalu
Artinya: Dalam kehidupan setiap hari kita haruslah saling tolong menolong.

Adat juara kalah menang, adat saudagar laba rugi
Artinya: Sudah menjadi sesuatu yang lumrah, ada kalanya kita berjaya, ada masanya kita gagal. Janganlah kita berputus asa, tetapi terus mencoba sehingga mendapat kejayaan.

Adat lama pusaka usang
Artinya:
1. Adat atau kebiasaan yang tetap atau tidak berubah sejak dahulu hingga sekarang.
2. Adat yang tidakberubah-ubah sejak dahulu.

Adat menyabung, adat gelanggang
Artinya: Peraturan.

Adat muda menanggung rindu, adat tua menahan ragam
Artinya:
1. Masa muda dan baru semua rasanya indah, apabila sudah lama dan tua semua rasanya siksa.
2. Tiap-tiap orang harus sudah menerima sesuatu yang sudah jamaknya/sewajarnya.
3. Orang yang tertimpa sesuatu san tak dapat dielakkan, harus sabar.

Adat pasang berturun naik
Artinya: Nasib seseorang tidak selalu tetap, senang dan susah silih berganti.

Adat periuk berkerat, adat lesung berdedak
Artinya: Tidak ada manusia yang sempurna, pasti ada kelebihan dan kekurangan.

Adat rimba raya, siapa berani ditaati
Artinya: Kehidupan manusia yang menggunakan kekerasan atau kepuasan saja, dan tidak menggunakan akal.

Adat sepanjang jalan, cupak sepanjang betung
Artinya:
1. Setiap perbuatan ada aturannya sendiri.
2. Setiap negeri mempunyai kebiasaannya sendiri, jangan memaksakan adat kita kepada orang negeri lain.

Adat teluk timbunan kapal, adat gunung tepatan kabut
Artinya: Bila meminta hendaknya kepada orang yang kaya, dan bila bertanya hendaknya kepada orang pandai.

Air beriak tanda tak dalam
Artinya:
1. orang yang banyak bicara biasanya tidak berilmu.
2. orang yang terlalu banyak berbicara adalah orang yang tidak terlalu paham masalah pembicaraannya.

Air besar batu bersibak
Artinya: Bila terjadi perselisihan antara dua kaum atau bangsa, maka dua orang yang bersahabat antara kedua kaum atau bangsa tersebut biasanya akan memihak pada kaum atau bangsanya masing-masing.

Air cucuran jatuhnya ke pelimbahan juga
Artinya:
1. Perihal tabiat seseorang yang tak pernah bisa diubah.
2. Sifat atau budi pekerti anak biasanya mengikuti sifat atau budi pekerti orang tuanya (biasanya mengenai hal yang kurang baik).

Air diminum serasa duri dapar
Artinya:
1. suasana hati yang sangat bersedih.
2. orang yang patah hati ditinggal kekasih.

Air ditetak takkan putu
Artinya: Orang berkeluarga tak dapat dibuat bermusuhan selama-lamanya.

Air jernih ikannya jinak
Artinya: Negeri yang aman makmur dan penduduknya ramah-ramah terhadap orang asing/pendatang.

Air mata jatuh ke perut
Artinya: Sangat bersedih hati tetapi ditahan/disimpan saja.

Air orang disauk, ranting orang dipatah, adat orang diturut
Artinya: Kita hendaknya menurutkan adat (kebiasaan) negeri atau daerah masing-masing.

Air pun ada pasang surutnya
Artinya: Untung dan malang itu berganti-ganti; tak selamanya senang.

Air sama air kelak menjadi satu, sampah itu ke tepi juga
Artinya: Bila terjadi perselisihan keluarga, akan mudah berbaik kembali, atau bersatu lagi.

Air susu dibalas dengan air tuba
Artinya: Perbuatan baik terhadap seseorang dibalas dengan perbuatan jahat.

Air tenang menghanyutkan
Artinya:
1. Orang yang pendiam biasanya memiliki banyak pengetahuan.
2. Perempuan yang pendiam itu biasanya menarik perhatian banyak orang.

Air tenang jangan disangka tiada buayanya
Artinya: Orang pendiam jangan disangka penakut.

Air udik sungai semua teluk diranai
Artinya: Orang boros yang ketika sedang mempunyai uang, semuanya hendak dibeli; tidak memilih.

Air yang dingin juga yang memadami api
Artinya: Perkataan yang lemah lembut juga yang dapat menyejukkan hati orang yang sedang marah.

Air yang tenang jangan disangka tak berbuaya
Artinya: Seseorang yang diam tenang jangan dianggap tidak berisi/berilmu.

Akal akar berpulas tak patah
Artinya: Orang yang pandai tak akan mudah terkalahkan dalam perdebatan.

Akal tak sekali tiba, runding tak sekali datang
Artinya: Tak ada sesuatu yang terus menjadi sempurna, mesti secara berangsur-angsur

Akal singkat pendapat kurang
Artinya: Orang yang tidak ada perhatian.

Alah bisa karena biasa artinya
Artinya:
1. Perbuatan buruk menjadi tidak terasa lagi keburukannya bila telah biasa dilakukan (misalnya:berdusta, berjudi, bermabuk-mabukan, berzina, menipu).
2. Segala kesukaran tidak akan terasa lagi apabila sudah biasa.
3. Sesuatu yang pada awalnya dirasakan sulit bila sudah biasa dikerjakan akan menjadi mudah.

Alah limau oleh benalu
Artinya: Orang yang menyusahkan atau merugikan hidup orang tempat dia menumpang.

Alah membeli menang memakai
Artinya: Membeli barang bagus tetapi mahal masih lebih menguntungkan daripada membeli barang murah tapi cepat rusak.

Alah sabung menang sorak
Artinya: Walaupun sudah kalah, namun masih juga berani menyombongkan diri.

Alang berjawab, tepuk berbalas
Artinya: Kebaikan dibalas dengan kebaikan, kejahatan dibalas dengan kejahatan.

Alang-alang berminyak biar licin
Artinya: Mengerjakan sesuatu janganlah setengah-setengah, tetapi bersungguh-sungguhlah agar tercapai maksud dan tujuan.

Anak anjing bolehkah menjadi anak musang jebat
Artinya: Anak orang hina dina dapatkah menjadi orang baik-baik?

Anak cantik, menantu molek
Artinya: Keuntungan yang banyak/berganda-ganda.

Anak dipangku dilepaskan, beruk di rimba disusukan
Artinya: Selalu mengurusi urusan orang lain tanpa menghiraukan urusan sendiri.

Anak anjing bolehkah menjadi anak musang jebat
Artinya: Anak orang hina dina dapatkah menjadi orang baik-baik?

Anak dipangku, kemenakan (keponakan) dibimbing
Artinya: Baik anak kandung maupun anak kaum kerabat harus tetap diperhatikan.

Anak harimau tidak akan jadi anak kambing
Artinya: Anak orang besar biasanya menjadi orang besar juga.

Anak polah bapa kepradah
Artinya: Apa-apa yang dilakukan oleh seorang anak, imbasnya pasti orang tua yang menanggung.

Anak seorang, penaka tidak
Artinya: Seorang anak tunggal yang sangat dimanjakan karena orang tuanya sangat takut kehilangan anak semata wayang.

Angan-angan mengikat tubuh
Artinya: Angan-angan atau khayalan yang menyusahkan diri sendiri saja.

Angan lalu paham tertumbuk
Artinya: Menurut hemat pikiran dapat dilakukan, namun ketika pelaksanaannya ternyata tidak mudah, sehingga kehilangan akal.

Angin tak dapat ditangkap, asap tak dapat digenggam
Artinya: Rahasia tak selamanya dapat disembunyikan, suatu saat akan terbongkar juga.

Angin yang berputar, ombak yang bersabung
Artinya: Kesukaran yang maha hebat.

Angkuh terbawa, tampan tinggal
Artinya: Orang yang suka bersolek dan berlaga seperti orang cantik/tampan padahal tidak sesuai dengan dirinya.

Anjing diberi makan nasi, bilakah kenyang
Artinya: Orang yang loba, rakus dan tamak tidak pernah puas dengan keuntungan yang diperolehnya.

Anjing ditepuk, menjungkit ekor
Artinya: Orang yang tidak berbudi, jika dihormati menjadi sombong.

Anjing galak berani babi
Artinya: Bertemu lawan yang sama-sama berani.

Anjing menggongong, kafilah berlalu
Artinya: Membiarkan orang lain berbicara, mencemooh atau mempergunjingkan seseorang. Tetapi janganlah kita hiraukan, biarkan saja.

Anjing mengulangi bangkai
Artinya: Lelaki bejat yang tak bosan-bosannya mendatangi perempuan jalang (pelacur).

Anjing menyalak takkan menggigit
Artinya: Orang yang kelihatannya galak biasanya tidak berbahaya.

Antah berkumpul sama antah, beras sama beras
Artinya: Setiap orang akan berusaha mencari teman/orang yang setingkat, sekedudukan atau sederajat dengan dirinya.

Apa yang ditanam itulah yang tumbuh
Artinya: Kejahatan akan mendapat balasan kejahatan sedangkan kebaikan akan mendapat balasan kebaikan pula.

Api kecil baik padam
Artinya: Basmilah/perangilah kejahatan tatkala wujudnya masih kecil.

Api padam puntung berasap
Artinya: Keputusan telah dijatuhkan lalu datang dakwaan baru lagi.

Api padam puntung hanyut
Artinya: Perkara/cerita sudah selesai; tak ada lanjutannya lagi.

Arang habis besi binasa
Artinya: Sia-sia, walaupun telah mengeluarkan banyak biaya/usaha.

Arang itu jikalau dibasuh dengan air mawar sekalipun tidak akan putih
Artinya: Orang yang sangat jahat sebagaimanapun dinasehati tidak akan berubah kelakuannya.

Arang tersapu dimuka
Artinya: Beroleh malu.

Asal ada, kecil pun pada
Artinya:
1. Lebih baik mendapat sedikit daripada tidak sama sekali.
2. Kalau tak dapat rezeki banyak cukupkan dengan sedikit.

Asal ayam ke lesung, asal itik ke pelimbahan
Artinya:
1. Tabiat yang turun temurun, sukar sekali mengubahnya.
2. perempuan yang hina walaupun bersuamikan orang baik-baik sifat hinanya sukar sekali untuk diubahnya.

Asal insang, ikanlah
Artinya: Orang yang tidak memilih-milih pekerjaan atau istri.

Asam di gunung garam di laut bertemu dalam satu belanga
Artinya: Jodoh seseorang bisa saja berasal dari tempat yang jauh, tetapi bertemu juga.

Atap ijuk perabung timah
Artinya:
1. Dua perkara yang sepadan/cocok.
2. Anak dengan menantu sepadan.

Atap ijuk perabung upih
Artinya:
1. Dua perkara yang tidak sepadan/tidak cocok.
2. Anak dengan menantu tidak sepadan.

Awak kalah gelanggang usai
Artinya: Sial sekali; tidak mempunyai kesempatan untuk membalas kekalahan.

Awak rendah sangkutan tinggi
Artinya: Besar belanja atau pengeluaran daripada pendapatan/penghasilan.

Awak sakit daging menimbun, sakit kepala panjang rambut
Artinya: Menyembunyikan kesenangan hidup dari pandangan orang.

Ayam berinduk, sirih berjunjung
Artinya: Kalau bekerja bersama-sama sebaiknya ada yang memimpin.

Ayam bertelur di atas padi mati kelaparan
Artinya: Orang yang bersuamikan/beristrikan orang kaya namun hidupnya tetap susah juga. orang yang menderita di tempat yang berkelimpahan.

Ayam ditambat disambar elang
Artinya: Sial sekali, istri/tunangan dilarikan orang.

Ayam hitam terbang malam
Artinya: Perkara/persoalan yang gelap, sukar sekali ditelusuri dan diperoleh keterangan.

Ayam menang kampung tergadai
Artinya: Kesialan yang tak tanggung-tanggung; sangat sial.

Ayam putih terbang siang
Artinya: Perkara/persoalan yang sudah jelas bukti-buktinya.

Kakanda Redi; Resa dilukis

Kakanda Redi; Resa dilukis
Anak Papito udah gede. Tambah cantik :-*

Kakanda Redi - Dinda Risti - Rhein Reisyaristie

Kakanda Redi - Dinda Risti - Rhein Reisyaristie
Pulang dari Pantai Kinjil, Ketapang

Kakanda Redi; Rhein Reisyaristie

Kakanda Redi; Rhein Reisyaristie
Ada kucing kesayangan Resa nih.

Kakanda Redi; Resa

Kakanda Redi; Resa
Resa di ruang kerja Mr. Obama

Pondok Es Krim RESA Mempawah

Pondok Es Krim RESA Mempawah
Di-launching tanggal 12 Juni 2017

Kakanda Redi: SAYA INDONESIA SAYA PANCASILA

Kakanda Redi: SAYA INDONESIA SAYA PANCASILA
Memperingati Hari Lahir Pancasila 01 Juni 2017

Pondok Es Krim Resa Mempawah

Pondok Es Krim Resa Mempawah
Kami menawarkan tempat nongkrong lesehan yang Insyaallah nyaman dan santai. Mari berkunjung di pondok kami. Jalan Bahagia Komp. Ruko 8 Pintu, Mempawah.

Istri Kakanda Redi: SAYA INDONESIA SAYA PANCASILA

Istri Kakanda Redi: SAYA INDONESIA SAYA PANCASILA
Dinda Risti turut memperingati Hari Lahir Pancasila 01 Juni 2017

Anak Kakanda Redi: SAYA INDONESIA SAYA PANCASILA

Anak Kakanda Redi: SAYA INDONESIA SAYA PANCASILA
Rhein Reisyaristie turut memperingati Hari Lahir Pancasila 01 Juni 2017

Mas Redi dan De' Yun

Mas Redi dan De' Yun
Lagi jalan-jalan di Wisata Nusantara Mempawah